TGB Zainul Majdi: Pendekatan Keras Tidak Bisa untuk Atasi Radikalisme
Saat itu pengasuh, sambung TGB, pondok merasa mendapatkan perlakuan yang kurang adil.
"Pondok yang dipimpinnya, jangankan bangunan, jalan saja tak diperbaiki. Bahkan, ustaz di pondok ini dijauhi tokoh yang ada," sambung TGB.
Dia menambahkan, pengasuh pondok merasa bahagia karena salah satu muridnya menjadi pengibar bendera di kantor gubernur NTB.
“Di sana tidak naikkan bendera, tetapi mendukung muridnya jadi pengibar. Akhirnya kami semua mengajak dari musala ke tengah pondok mengibarkan bendera," imbuhnya.
TGB pun meminta jajarannya segera memenuhi dan melengkapi kebutuhan pondok tersebut.
"Butuh kendaraan operasional, saya minta segera berikan. Ini bisa diketahui setelah ada komunikasi," tegasnya.
Selama menjadi gubernur, TGB bermitra dengan Polda NTB, Korem, Kejaksaan, dan Badan Intelijen Daerah (Binda) untuk menghadapi radikalisme.
Ada pihak-pihak yang menghadapi radikalisme menggunakan tafsiran yang paling mudah dan tidak mau susah payah mencari tahu di lapangan.
Ketua Ikatan Alumni Al Azhar Indonesia TGB HM Zainul Majdi mengatakan, perlakuan tidak adil bisa memicu radikalisme.
- TGB Zainul Majdi Resmi Keluar dari Partai Perindo
- Kepala BNPT: RAN PE Masih Perlu Dilanjutkan
- LPOI dan LPOK Ingatkan untuk Mewaspadai Metamorfosa Gerakan Radikalisme dan Terorisme
- Pakar Terorisme Sebut Kelompok Radikal Mulai Memakai AI untuk Menyebarkan Ideologi
- Kepala BNPT Imbau Semua Jajaran Tetap Waspada dan Jaga Kondusivitas Jelang Lebaran
- Berantas Terorisme, BNPT Minta Masyarakat Menyaring Konten Radikalisme di Dunia Maya