Thailand Berjanji Tak Akan Mendiskriminasi Pelancong China
jpnn.com, BANGKOK - Thailand tidak akan memberlakukan tindakan karantina yang lebih ketat bagi orang-orang yang tiba dari China, kata pemerintah negara itu pada Kamis (5/1).
Sikap itu diambil Thailand bahkan ketika beberapa negara, seperti Jepang, telah mewajibkan orang-orang yang berangkat dari China untuk menjalani pengujian virus corona pada saat kedatangan.
Aturan wajib tes virus tersebut diterapkan di tengah lonjakan kasus COVID-19 di China.
"Kami bersikeras pada prinsip bahwa tidak boleh ada diskriminasi terhadap satu negara karena masih ada pandemi di setiap negara dan dengan varian serupa," kata Menteri Kesehatan Thailand Anutin Charnvirakul.
"COVID-19 seharusnya tidak menjadi alasan pengecualian untuk negara mana pun," ujarnya.
Mulai Minggu (8/1), China akan membuka kembali perbatasan dan menghapus aturan karantina untuk kedatangan dari luar negeri, dan pemerintah mengatakan wisata keluar bagi para warga negara China akan dilanjutkan "dengan tertib".
Thailand mengandalkan sektor pariwisata untuk menghidupkan kembali ekonominya.
Pemerintah Thailand telah merevisi jumlah turis asing yang diperkirakan akan berkunjung ke negara itu tahun ini, yakni dari 20 juta menjadi 25 juta. Sekitar 300.000 turis China diproyeksikan berdatangan pada tiga bulan pertama tahun ini.
Sikap itu diambil Thailand bahkan ketika beberapa negara, seperti Jepang, telah mewajibkan orang-orang yang berangkat dari China untuk menjalani pengujian
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- ICIIS 2024 Sukses, Shan Hai Map Optimistis Iklim Investasi Indonesia Makin Baik
- Denny Sumargo Beberkan Alasan Satroni Rumah Farhat Abbas, Khawatir Keselamatan Istri
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- GRIB Jaya Sebut Kunjungan Prabowo ke China dan AS Berdampak Positif
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya