Thailand Masih 'Milik' Thaksin
Rakyat Rindukan Rp 300 Juta Per Desa
Senin, 11 Juli 2011 – 04:29 WIB
Nama Thaksin Shinawatra bagi rakyat jelata di Thailand masih harum hingga sekarang. Padahal, mantan perdana menteri (PM) itu dituduh korupsi dan kini hidup di persembunyian. Pemilu 3 Juli lalu menjadi bukti keharuman namanya. Mengapa Thaksin begitu dicintai?
SALAH satu tempat yang menjadi basis para pendukung Thaksin di Bangkok adalah Pasar Min Buri. Di kawasan itulah Puea Thai Party (PTP) berhasil menggaet dukungan signifikan dari para pemilih pada pemilu Minggu pekan lalu (3/7). Maklum, PTP bisa juga disebut sebagai reinkarnasi dari Thai Rak Thai, partai yang dulu didirikan Thaksin. Apalagi, pada pemilu tersebut PTP juga mengusung si cantik Yingluck Shinawatra (adik kandung Thaksin) sebagai calon PM.
Tuk Yandeng, 50, yang sehari-hari menjual abon di pasar itu, adalah salah seorang pendukung Thaksin. Dia mengeluhkan biaya pendidikan yang makin sulit dijangkau ketika saat ini Thailand dipimpin PM Abhisit Vejjajiva. "Cucu saya masuk sekolah, butuh 13 ribu baht (sekitar Rp 3.900.000, dengan asumsi 1 baht = Rp 300). Susah mencari uang untuk itu," kata Tuk.
Tuk mengenang mudahnya memperoleh biaya pendidikan di era Thaksin berkuasa. Dia menceritakan, ketika Thai Rak Thai memimpin pemerintahan, penduduk miskin bisa memperoleh pinjaman pendidikan. Plafon disesuaikan dengan kebutuhan di setiap jenjang. "Pinjaman itu bisa untuk sekolah di luar negeri juga," ujarnya.
Nama Thaksin Shinawatra bagi rakyat jelata di Thailand masih harum hingga sekarang. Padahal, mantan perdana menteri (PM) itu dituduh korupsi dan
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan