Thailand Masih 'Milik' Thaksin
Rakyat Rindukan Rp 300 Juta Per Desa
Senin, 11 Juli 2011 – 04:29 WIB

WARGA - Pendukung Puea Thai Party, antusias menonton tayangan langsung wawancara Yingluck Shinawatra di stasiun TV setempat, sesaat setelah dipastikan sebagai pemenang Pemilu 3 Juli lalu. Foto: Sofyan Hendra/Jawa Pos.
Model pinjaman pendidikan ala Thaksin tersebut juga tidak dipungut bunga. "Jadi, meskipun membayar, ada dana yang bisa dipinjam," terangnya.
Ini berbeda dengan era PM Abhisit Vejjajiva. Di era Abhisit, biaya pendidikan memang gratis. Bahkan, penduduk miskin disubsidi 300 baht. "Namun, uang sebesar itu untuk apa? Buat beli alat tulis saja sudah habis," katanya. Dia menambahkan, meskipun biaya sekolah gratis, masih banyak biaya lain, seperti seragam hingga buku-buku mahal.
Tuk ingin Yingluck meneruskan program Thaksin yang memberikan dana langsung hingga 1 juta baht (sekitar Rp 300 juta) tiap desa per tahunnya. Melalui program itu, penduduk di desa bebas menentukan program apa yang bakal dijalankan. Uang diputar sesuai dengan keinginan penduduk setempat. Di Indonesia, dana tersebut mirip dengan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM). Bedanya, di Indonesia uang diberikan per kecamatan, dan tidak semua kecamatan mendapatkan jatah.
Kata Tuk, program 1 juta baht tiap desa itu bisa membuat masyarakat menjadi lebih akrab. "Kami menjadi lebih rukun. Beda dengan Abhisit, yang membuat masyarakatnya makin terpecah. Ada merah, ada kuning," keluhnya.
Nama Thaksin Shinawatra bagi rakyat jelata di Thailand masih harum hingga sekarang. Padahal, mantan perdana menteri (PM) itu dituduh korupsi dan
BERITA TERKAIT
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global
- Kereta Gantung Terjatuh di Italia Selatan, 4 Tewas
- Ajak Israel Berunding, Hamas Siap Akhiri Perang di Gaza
- Hamas Tolak Gencatan Senjata, Kini Israel Kuasai 30 Persen Jalur Gaza
- 1.400 Tenaga Medis Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza