The Fed Bertindak, Harga Saham GoTo Meleyot, Telkom Bilang Begini
jpnn.com, JAKARTA - Saham perusahaan teknologi di Indonesia mengalami nasib yang mirip dengan investasi yang dilakukan oleh Softbank.
Emiten bank digital seperti Bank Jago (ARTO) dan market place seperti BukaLapak (BUKA) dan Gojek Tokopedia (GOTO) mengalami koreksi yang cukup dalam.
Bahkan Softbank melalui investasinya Vision Fund mencatatkan kerugian rekor kerugian USD 27 miliar atau Rp 395 triliun.
Pasalnya, harga saham efek anjlok karena efek kebijakan The Fed yang menaikkan suku bunga acuannya pekan lalu. Vision Fund pun ditutup anjlok 11 persen jika dibandingkan harga saham bulan lalu.
Investor baik Indonesia maupun global saat ini berbondong-bondong melepaskan sahamnya dan beralih mengkonversi uangnya ke USD. Saham yang banyak dilepas oleh investor saat ini adalah emiten di perusahaan teknologi.
Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza mengatakan harga saham bisa turun, tetapi bisa juga melonjak cukup tinggi.
Menurutnya, semua tergantung kondisi pasar baik itu global maupun regional. Naiknya turunnya harga saham dipercaya akan membuat potensi capital gain ataupun capital lost.
"Dinamika harga saham merupakan suatu yang lazim terjadi. Seperti misalnya tahun lalu, kami mencatatkan unrealized gain atas investasi GoTo sebesar Rp 2,5 triliun. Namun, kini bisa terjadi unrealized loss," ujar Reza di Jakarta, Senin (16/5).
Emiten bank digital seperti Bank Jago (ARTO) dan market place seperti BukaLapak (BUKA) dan GoTo mengalami koreksi yang cukup dalam.
- GoTo Group Hadirkan Program Makan Bergizi Gratis di 13 Kota
- PasarPolis Lanjutkan Kemitraan dengan Gojek
- 16 Tahun Melayani Industri Telekomunikasi, Mitratel Siap Terbang Lebih Tinggi
- Dukung Industri Media dan Komunikasi, Telkom Hadirkan Solusi Digital Indibiz
- Tip Berinvestasi dari Direktur BNI, Investor Pemula Wajib Tahu
- Mini Ekspose