The Front Runner

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

The Front Runner
Anies Baswedan. Ilustrasi. Foto: Ricardo/JPNN.com

Hart tidak bersedia memberi konfirmasi atau memberi wawancara. Ia memilih mundur dari pencalonan dan meninggalkan misteri politik sampai sekarang.

Tradisi politik liberal Amerika menghalalkan semua cara untuk menjatuhkan karir politik seorang politisi selama hal itu didukung oleh fakta.

Hal itu disebut sebagai negative campaign. Selama kampanye negative didukung oleh fakta hal itu diperbolehkan.

Namun, kampanye hitam, black campaign yang hanya didukung oleh desas-desus dan spekulasi murahan menjadi hal tercela dan haram dalam tradisi politik demokrasi dan pers di Amerika.

Di Indonesia, kampanye negatif dan kampanye hitam menjadi dua hal yang silang sengkarut tidak keruan.
Publik tidak bisa lagi membedakan mana kampanye negatif dan mana kampanye hitam.

Kemampuan literasi media yang sangat rendah membuat publik melahap apa saja yang disajikan oleh media.

Menjelang pilpres yang tinggal dua tahun lagi eskalasi kampanye negatif dan kampanye hitam itu makin meningkat.

Pengeroyokan terhadap Ade Armando menjadi isu politik yang menjadi perbincangan luas sampai menenggelamkan isu utama demonstrasi mahasiswa (11/4).

Menjelang masa-masa terakhir kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies menjadi The Front Runner yang potensial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News