The Good, The Bad, and The Ugly
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Melihat sesuatu selalu dari sudut pandangnya, kurang empati.
Politik identitas yang buruk atau ugly adalah sesuatu yang dapat merusak.
Praktik politik semacam ini tidak hanya picik, tetapi juga membodohi masyarakat yang dapat membuat perpecahan masyarakat. I
a berdiri di atas kesadaran bahwa identitasnyalah yang paling unggul dan kelompoknyalah yang paling benar.
Maka, identitas lain tidak hanya harus menjadi nomor dua akan tetapi juga harus dikalahkan atau ditiadakan jika perlu.
Pandangan Paloh ini menjadi air yang menyegarkan lanskap politik Indonesia yang beberapa waktu belakangan ini kering dan gersang karena polarisasi akibat politik identitas.
Politik identitas bukan hanya menjadi isu panas di Indonesia.
Di banyak negara hal itu menjadi wacana perdebatan yang tak pernah berhenti.
Surya Paloh mengutip kisah film The Good, The Bad, and The Uglyitu ketika berpidato pengukuhan doktor honoris causa yang diterimanya dari Universitas Brawijaya
- Pramono Dinilai Sengaja Tak Umbar Dukungan PDIP di Alat Peraga Demi Raup Massa Anies
- Anies Dukung Pramono – Rano Karno, Brando Susanto: Jakarta Jadi Contoh Demokrasi yang Sejuk
- Analisis Qodari Soal Pilkada Jakarta 2024, Soroti Sikap Anies Dukung Pram - Rano
- Sikap Anies Belum Tentu Bikin Anak Abah Mendukung Pramono Anung
- Inilah Bukti Pengaruh Kuat Anies Baswedan, Bakorsi Berubah Haluan
- Dukung Gerakan Literasi Heka Leka, Anies Baswedan Bicara Potensi Anak-anak Maluku