The Good, The Bad, and The Ugly
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Pada putaran pertama pemilih Islam militan yang ketika itu dimotori oleh FPI (Front Pembela Islam) masih terpecah suaranya antara AHY dan Anies.
Pada putara kedua pemilih Islam militan menjatuhkan pilihannya kepada Anies.
Pertarungan elektoral yang sangat keras meninggalkan bekas luka yang sangat dalam.
Kedua kubu tidak bisa direkonsiliasikan dan terpecah menjadi cebong dan kampret yang terus melekat sampai sekarang.
Anies dituding sebagai biang politik aliran dan secara sarkastis dijuluki sebagai ‘’Bapak Politik Aliran’’.
Sampai sekarang oleh pada pengritiknya Anies tetap diberi labelling politik aliran itu, meskipun dalam menjalankan pemerintahannya di DKI Anies berusaha menerapkan kebijakan yang inklusif.
Labelling itu melekat dan kelihatannya akan tetap menjadi bahan rundungan terhadap Anies jika maju ke kontestasi pilpres 2024.
Identitas agama dan politik selalu menjadi isu yang panas di setiap kontestasi politik.
Surya Paloh mengutip kisah film The Good, The Bad, and The Uglyitu ketika berpidato pengukuhan doktor honoris causa yang diterimanya dari Universitas Brawijaya
- Surya Paloh: Kenapa Kami Tidak Ada di Kabinet Rezim Prabowo?
- Keponakan Jadi Komisaris di BUMN, Surya Paloh Bilang Begini
- Ikuti Jejak Anies, Pramono Gratiskan Pajak Rumah dengan NJOP di Bawah Rp 2 Miliar
- Fajar Alfian Minta Maaf Atas Ucapannya kepada Simpatisan Anies
- 2 Anak Buah Surya Paloh Kompak Mangkir dari Pemeriksaan KPK, Alasannya Sama
- Tom Lembong Jalani Sidang Perdana, Istri Hingga Anies Memberikan Dukungan