The Last Reporter

jpnn.com - ADA sebuah masa ketika orang-orang terpaku di depan radio. Menyimak pertandingan olahraga yang dilaporkan secara langsung oleh Radio Republik Indonesia (RRI). Masa-masa ketika televisi masih jadi barang nan mewah.
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
Ajay Muhadjar masih tangkas. Dengan artikulasi yang sangat baik dia beromantisme melaporkan jalannya sebuah pertandingan sepakbola…
Ismed Sofyan masih menguasai bola…umpan ke tengah…yang dituju di sana ada Arif. Kemudian Arif tahan bola dengan kaki kanan. Kontrol bola, menggiring dia ke tengah…memasuki daerah lawan.
Berikan saja ke depan…kepada Bambang Pamungkas, saudara-saudara…yang saat ini sudah berada di kotak pinalti…terjadi perebutan bola di sana…dengan pemain belakang dari Persib Bandung, saudara-saudara.
Masih dikuasai oleh Bambang Pamungkas…kontrol bola…sodorkan ke belakang…ada di sana Ismed Sofyan…kontrol bola…tendang ke arah gawang…
Aaaw…gagal, saudara-saudara…dua senti dari mistar gawang… masih belum merubah kedudukan…kosong-kosong antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta.
Warna suara itu tak asing. Suara yang dahulu kerap mengudara, melaporkan langsung serangkaian pertandingan olahraga di gelombang radio. JPNN.com jumpa muka dengan pemilik suara itu, baru-baru ini. Berikut kisahnya….
ADA sebuah masa ketika orang-orang terpaku di depan radio. Menyimak pertandingan olahraga yang dilaporkan secara langsung oleh Radio Republik Indonesia
- Serangan Umum 1 Maret, Klaim & Versi (daripada) Soeharto
- Bangsa Pelupa dan Pemaaf, Sebuah Refleksi Tentang Karakter Kolektif Indonesia
- Perkuat Solidaritas, Pokja Wartawan Jaksel Gelar Spartan Fun Badminton 2025
- Tersinggung Konten Siaran, Taliban Berangus Radio Khusus Perempuan Afghanistan
- Sejarah Etnik Simalungun dan Kepahlawanan Rondahaim Saragih
- Jadi Official Mineral Water Indonesia Master 2025, Le Minerale Buktikan Kualitas Terbaik