The Little Soeharto

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

The Little Soeharto
Presiden Jokowi. Foto: Ricardo

Indonesia menerima dengan takzim resep IMF itu. Direktur IMF Michel Camdessuss berdiri sambil bersidekap menyaksikan Presiden Soeharto yang menandatangani traktat penyerahan kedaulatan kepada IMF.

Lagaknya seperti penguasa VOC yang sedang menyaksikan penyerahan kekuasaan oleh raja Jawa.

Mahathir menolak resep IMF. Dia menggaungkan kembali jargon Bung Karno ‘’go to hell with your recipe’’, pergilah ke neraka dengan resepmu. Malaysia memilih memakai resepnya sendiri untuk menyelesaikan krisis ekonominya.

Terbukti, Malaysia bisa menyelesaikan krisis ekonominya dengan tuntas dan bisa move on sampai sekarang.

Indonesia yang menelan mentah-mentah resep IMF harus mengalami derita berkepanjangan dari krisis multidimensi itu. Krisis ekonomi berubah menjadi krisis politik yang dampaknya masih tidak bisa sepenuhnya hilang sampai sekarang.

Soeharto mundur mewariskan destabilitas sosial politik yang sampai sekarang masih terasa.

Tiga puluh tahun memimpin Indonesia, Soeharto menjadikan pembangunanisme sebagai legitimasi utama pemerintahannya. Soeharto sangat terobsesi oleh pembangunan dan melakukan apa saja demi memastikan pembangunan berhasil.

Soeharto mendapat gelar ‘’Bapak Pembangunan’’ sebuah gelar yang bersifat ‘’self-proclaimed’’ yang dibuatnya sendiri untuk dirinya sendiri.

Ada yang menyebut rezim sekarang ini sebagai neo-orba, tetapi belum ada yang menjuluki Jokowi The Little Soeharto.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News