The Panturas Lebih Mendayu dalam Tafsir Mistik
jpnn.com, JAKARTA - Grup rock, The Panturas hadir lagi dengan lagu terbaru berjudul Tafsir Mistik.
Single ini masih jadi bagian dalam rangka menyambut terbitnya album penuh kedua dari band asal Jatinangor itu.
The Panturas menyuguhkan corak musikal berbeda dalam Tafsir Mistik.
Pada lagu sebelumnya yaitu Balada Semburan Naga (2020), mereka mengusung melodi kolosal Mandarin dan celoteh ala Betawi, namun kini giliran dramatisnya nada Melayu dipadukan bersama harmoni gitar musik Gipsi yang ditonjolkan lewat lagu baru.
The Panturas menantang kebiasaan lama membawakan nuansa surf rock bertempo cepat dengan menciptakan sesuatu yang relatif lebih lambat, bahkan tergolong mendayu.
"Tafsir Mistik termasuk salah satu karya The Panturas yang beritme paling pelan. Kami tidak ingin menjadi monoton dengan menciptakan lagu-lagu surf rock yang puritan," kata Bagus Gogon Patria, pemain bass The Panturas, Jumat (5/3).
Vokalis The Panturas, Acin bertanggung jawab penuh dalam penulisan lagu Tafsir Mistik.
Pria bernama asli Abyan Zaki Nabilio itu mengaku terilhami karya Django Reinhardt, seorang pemain gitar gypsy-jazz asal Prancis yang tersohor di era paska Perang Dunia II dengan karakter istimewa 'dua jari pada fret'.
Khusus mengenai lirik, Acin mengiris problematika sosial, terutama dengan banyak bertebarannya para pemikir karbitan era sosial media.
The Panturas menyuguhkan corak musikal berbeda dalam lagu terbaru berjudul Tafsir Mistik.
- The Panturas Rilis Mini Album Berbahasa Sunda, Galura Tropikalia
- Bergodo Kebogiro
- Efek Rumah Kaca dan The Panturas Tampil Spesial di Joyland Festival Jakarta 2024
- Kemana Otakku Berlari, Karya Perkenalan dari iHateband
- Rilis Album 'Samasta', Close to Breathe Bawa Nuansa Yang Lebih Beragam
- Dorong Pelestarian Musik Tanah Air, Lini Siap Dokumentasikan Irama Nusantara