Theresia Mastai, Kapolsek yang Menyamar di Klinik Aborsi Ibu Kota
Bagi Tugas dengan Suami Besarkan Tiga Putri
Selasa, 03 Maret 2009 – 05:56 WIB
Theresia Mastai, Kapolsek yang Menyamar di Klinik Aborsi Ibu Kota
Sebelum masuk ke ruang aborsi, Theresia membayar uang pendaftaran Rp 100 ribu. Dari perbincangan di dalam klinik, dia baru tahu tarif aborsi bermacam-macam. Semakin tua usia janin semakin mahal. Untuk usia satu atau dua minggu Rp 1,5 juta hingga Rp 2 juta. Sedangkan usia kandungan di atas 2 minggu bisa mencapai Rp 4 juta hingga Rp 5 juta.
Saking rapinya penyamaran, awalnya, karyawan klinik benar-benar percaya Siti Suleha alias Theresia adalah pasien yang hendak menggugurkan kandungan. Di ruang aborsi yang bersebelahan dengan ruang dokter, peralatan aborsi pun disiapkan, tak terkecuali ultrasonografi (USG), bed ginekolog, dan mesin sedot janin.
Saat semua peralatan siap, dokter yang mengaborsi masuk ke ruangan. Saat itulah, Agung Utomo, 50, sang dokter yang bertugas, mengenali Theresia bukan pasien biasa, tapi petugas. Tahu penyamarannya terbongkar, wanita yang akrab disapa Bunda Theresia itu pun beraksi.
Dia lalu mengomando anak buahnya yang berpakaian preman untuk mengepung tempat di kawasan padat penduduk tersebut. Tak pelak, para tersangka yang berjumlah sembilan orang, termasuk dr Agung Utomo, itu tidak berkutik. Bahkan, saat itu tiga wanita yang baru menjalani aborsi ikut ditangkap. "Dokternya mencoba melarikan diri. Tetapi, tempat ini sudah dikepung sehingga semuanya dapat diamankan," ujar Theresia.
Terungkapnya praktik aborsi di kawasan Johar Baru, Jakarta Pusat, tak lepas dari peran Theresia Mastai. Berkat keberanian penyamaran wanita yang
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu