Three Musketeers
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Ketiganya tidak terpisahkan, meskipun punya latar belakang pemikiran politik yang berbeda.
Soekarno dan Hatta disebut sebagai dwitunggal, dua dalam satu atau satu dalam dua, karena pasangan itu dianggap mewakili kebinekaan Indonesia. Soekarno berasal dari Jawa dan Hatta mewakili suara luar Jawa.
Keduanya beda karakter dan pembawaan, bahkan bisa disebut sebagai "the opposite attrack", sangat berbeda dalam gaya berpolitik.
Soekarno yang jago berpidato dan punya kecerdasan tinggi serta berpenampilan charming oleh Herb Feith disebut sebagai "the solidarity maker". Soekarno adalah pencipta solidaritas melalui retorika dan orasinya yang tajam menggelegar.
Mohammad Hatta seorang sarjana ekonomi yang tenang dan cermat serta berdisiplin tinggi. Ia seorang ahli administrasi, dan karena itu dijuluki sebagai "Adminstrateur".
Perpaduan solidarity maker dan administrateur ini menjadi dwitunggal yang menakhodai Indonesia yang baru merdeka.
Dalam perjalanannya, dua opposite attrack ini akhirnya pecah.
Beda karakter pribadi itu akhirnya membawa kepada perpecahan pandangan politik.
Ia malah melempar teka-teki politik dengan menyebut inisial Three Musketeers, yaitu M, L, dan P.
- Peserta Sespimmen Menghadap Jokowi, Pengamat Singgung Dugaan Keterlibatan Polisi Pada Pilpres 2024
- Muncul Usulan Copot Menteri Terafiliasi Jokowi, Legislator PDIP: Berarti Ada Masalah
- Peserta Sespimmen Menghadap ke Jokowi, Pengamat: Berisiko Ganggu Wibawa Prabowo
- Sufmi Dasco Ahmad Bicara Soal Isu Matahari Kembar, Begini Kalimatnya
- Ma'ruf Amin Nilai Isu Matahari Kembar Bukan Ancaman bagi Pemerintahan Prabowo
- Menteri Prabowo Temui Jokowi, Jubir PSI: Silaturahmi Idulfitri kok Dicurigai?