Tia Kuasai Enam Bahasa, Ken Sembilan
Minggu, 09 Juni 2013 – 06:09 WIB
”Setiap kelompok mempresentasikan kepedulian mereka terhadap lingkungan dengan bahasa yang sesuai dengan meja masing-masing,” jelas Koordinator Bahasa Jerman Mira Fitria Viennita.
Baca Juga:
Beberapa peserta leluasa berpindah meja karena menguasai lebih dari satu bahasa asing. Mereka termasuk polyglot (menguasai lebih dari satu bahasa asing).
Mira yang pernah tinggal di Kota Wina, Austria, menguasai setidaknya tiga bahasa asing. Yakni, Inggris, Jerman, dan Prancis. Perempuan 27 tahun itu mengatakan, KPI tidak menutup diri bagi para penggemar bahasa asing atau orang asing yang ingin belajar bahasa Indonesia. Namun, dia tidak menyarankan mereka yang sekadar ingin belajar bahasa asing dari nol.
”Yang mengikuti diskusi ini memang yang sudah punya basic bahasa asing yang kuat. Takutnya kalau sama sekali nggak bisa, nanti malah nggak bisa mengikuti diskusi. Kalau sudah begitu, diskusi jadi nggak jalan,” urai dara cantik berkacamata tersebut.
Alumnus London School of Public Relation itu melanjutkan, pada umumnya anggota komunitas polyglot adalah orang-orang yang sudah menguasai beberapa bahasa asing dan tidak ingin kemampuannya tersebut hilang karena jarang digunakan.
ADA orang-orang tertentu yang punya kemampuan berbahasa asing lebih dari satu. Bahkan, tak jarang yang menguasai lebih dari lima bahasa asing. Mereka
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala