Tia Kuasai Enam Bahasa, Ken Sembilan
Minggu, 09 Juni 2013 – 06:09 WIB
’’Kalau sudah bisa beberapa bahasa, tambah satu lagi tidak susah. Sebab, sudah tahu metodenya. Kalau saya, yang penting harus melihat tulisannya, agar cepat ingat,” imbuh dia.
KPI memang cukup popular di dunia maya. Mereka memiliki akun twitter, facebook serta sebuah laman fanpage. Dari situ, komunitas tersebut berkembang pesat. Hingga saat ini, setidaknya sudah 5.600 orang bergabung di KPI. Komunitas tersebut sudah ada di enam kota di Indonesia. Yakni, Jakarta, Bandung, Surabaya, Jogjakarta, Semarang, dan Banda Aceh.
Terinspirasi komunitas polyglotclub di Paris, embrio KPI kali pertama terbentuk di Jogjakarta pada 2010. Pelopornya, Monis Pandhu dan Sandya Rani Kartosengodjo. Komunitas tersebut cepat berkembang. Hampir setiap pertemuan dihadiri setidaknya 15 hingga 30 orang. Namun, komunitas tersebut lantas vakum karena para pengurusnya melanjutkan sekolah ke luar negeri.
Pada akhir 2011, Arradi Nur Rizal, pemuda Indonesia yang berdomisili di Stockholm, Swedia, ternyata memiliki ide serupa. Menurut dia, selama ini banyak orang asing yang menjadi polyglot. Karena itu, dia penasaran apakah ada orang Indonesia juga memiliki kemampuan menguasai banyak bahasa asing.
ADA orang-orang tertentu yang punya kemampuan berbahasa asing lebih dari satu. Bahkan, tak jarang yang menguasai lebih dari lima bahasa asing. Mereka
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala