Tia Kuasai Enam Bahasa, Ken Sembilan
Minggu, 09 Juni 2013 – 06:09 WIB
Rizal sendiri seorang polyglot. Dia menguasai setidaknya empat bahasa asing. Yakni Inggris, Spanyol, Jerman, dan Swedia. Dia juga sempat mempelajari bahasa Italia dan Jepang. Laki-laki 28 tahun itu lalu mencari orang-orang polyglot seperti dirinya. Pencarian tersebut berujung pada perkenalannya dengan founder polyglot Jogjakarta Monis Pandhu yang sedang kuliah di Italia; serta Krisna Puspita, polyglot yang tinggal di Korea.
’’Kami bertiga lalu menggagas ide menghidupkan lagi Komunitas Polygot Indonesia itu menggunakan Skype. Sebab saya ada di Swedia, Krisna di Korea, dan Monis di Italia,” papar salah seorang founder KPI ini.
Akhirnya, sekitar akhir 2011, Rizal membikin akun twitter dan facebook Komunitas Polyglot Indonesia. Dia juga membuat laman fanpage untuk komunitas tersebut. Responsnya cukup lumayan. Untuk melihat respons yang lebih luas, alumnus Engineering and Management of Information System, joint program Royal Institute Technology dan Stockholm University itu pun menggelar tiga event language exchange meet up atau pertemuan pertukaran bahasa di Indonesia, ketika dirinya pulang ke tanah air. Event yang digelar pada 16, 17, dan 23 Februari 2012 itu cukup sukses. Bahkan, salah satu stasiun televisi swasta nasional menayangkannya secara khusus. Berkat liputan di televisi itulah, KPI langsung melejit. Anggotanya bertambah banyak.
Pria asal Semarang itu mengakui, dirinya tidak bisa selalu memantau seluruh kegiatan komunitas, karena tidak tinggal di Indonesia. Untuk itu, dia meminta rekan-rekan sesama anggota komunitas untuk menjalankan kegiatan komunitas. Salah seorang yang kini bertanggung jawab atas segala event dan perkembangan komunitas polyglot adalah Krisna Puspita.
ADA orang-orang tertentu yang punya kemampuan berbahasa asing lebih dari satu. Bahkan, tak jarang yang menguasai lebih dari lima bahasa asing. Mereka
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala