Tiangong-1 Jatuh Di Pasifik Selatan
Sebuah stasiun luar angkasa China yang berukuran hampir sebesar bus sekolah telah jatuh ke bumi di Pasifik Selatan, dan "sebagian besar bagiannya sudah terbakar saat memasuki kembali atmosfir bumi", kata media Pemerintah China.
Stasiun luar angkasa "Heavenly Palace", atau juga dikenal sebagai Tiangong-1, mulai jatuh sekitar pukul 10:15 pagi waktu setempat (2/4/2018), menurut kantor berita Xinhua.
Setelah mencapai jarak sekitar 70km di atas permukaan bumi, suhu panas yang kuat telah membuat pesawat luar angkasa itu meleleh dan mulai pecah.
Dr Roger C Thompson dari Aerospace Corporation, yang telah melacak stasiun luar angkasa itu, mengatakan laporan yang menyebutkan Tiangong-1 telah mencapai atmosfer di atas Pasifik Selatan telah dikonfirmasi.
Dia mengatakan proses pesawat luar angkasa itu memasuki atmosfir bumi terjadi lebih cepat 14 menit dari prediksi Aerospace Corporation, tapi mereka tetap mengatakan senang dengan prediksi mereka mengingat itu masih dalam jendela waktu empat jam di mana mekanisme pesawat itu masuk kembali ke atmosfir bumi masih bisa terjadi.
Apa pun yang mungkin tersisa dari Tiangong-1 akan menghantam samudra dekat daerah yang dikenal sebagai "pemakaman pesawat ruang angkasa", karena di sanalah lembaga antariksa tuju ketika pesawat ruang angkasa masuk kembali ke atmosfer.
Photo: Tiangong-1 memiliki panjang 12 meter dan berat 8,5 ton.(Disediakan: CMSE)
Pesawat Tiangong-1 diluncurkan pada tahun 2011 untuk melakukan percobaan docking dan orbit sebagai bagian dari program luar angkasa China yang ambisius, yang bertujuan untuk menempatkan stasiun permanen di orbit pada tahun 2023.
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Dunia Hari Ini: Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Kemungkinan Ditembak Rusia
- Rencana Indonesia Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir Dikhawatirkan Memicu Bencana
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun