Tiangong-1 Jatuh Di Pasifik Selatan

Tiangong-1 memiliki panjang 12 meter, berat sekitar 8,5 ton dan diluncurkan oleh China National Space Administration pada tahun 2011.
Jatuhnya stasiun luar angkasa itu menjadi permainan menunggu sejak kontak dengan stasiun luar angkasa itu menghilang pada tahun 2016, dan para ahli selama dua tahun terakhir berusaha memprediksi kapan pesawat itu akan jatuh.

Pada Oktober tahun lalu, ahli arkeologi angkasa dari Universitas Flinders, Alice Gorman, mengatakan China tidak akan bisa mengendalikan pendaratannya.
"Kontak telah hilang dengan pesawat ruang angkasa ini, jadi selain memantau posisinya, masuk kembalinya pesawat ruang angkasa itu ke bumi tidak dapat dihindari," katanya.
Pada September 2016, kantor berita Xinhua China melaporkan pesawat luar angkasa "utuh dan mengorbit pada ketinggian rata-rata 370 kilometer".
Namun pada Oktober tahun lalu, ketinggian pesawat itu telah turun 60 kilometer.
Tiangong-1 telah melakukan perjalanan sekitar 27.000 kilometer per jam, tetapi ketika meluncur ke bumi, kecepatannya melambat dan memanas, dan pecah menjadi serpihan yang terbakar.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia