Tiba di Surabaya, Khofifah Langsung Rapatkan Barisan

jpnn.com - SURABAYA - Setelah berhari-hari berjuang di Jakarta, calon gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menginjakkan kaki di Surabaya, Sabtu (3/8). Dia tiba di Bandara Juanda sekitar pukul 10.30 dengan didampingi kuasa hukumnya, Otto Hasibuan.

Begitu Khofifah keluar dari pintu kedatangan domestik, keempat anaknya yang sudah menunggu 30 menit langsung menghambur memeluknya. Mereka adalah Patimasang, Jalaludin Managalli, Yusuf Managalli, dan Ali Managalli. Bahkan, Patimasang langsung mengalungkan bunga ke leher ibundanya. Selain mereka, beberapa anggota tim sukses baik dari partai maupun nonpartai ikut menyambut. Mereka berebut untuk bersalaman dengan menteri pemberdayaan perempuan di era Gus Dur itu.

"Ini kuasa Tuhan, perjuangan kami membuahkan hasil," ujar Khofifah di tengah-tengah pendukungnya. Dia mengatakan, ada celah yang bisa ditembus sehingga keputusan KPU Jatim yang tidak meloloskan dirinya bersama Herman S. Sumawiredja dianulir. "Akhirnya kami bisa lolos dan menjadi calon dalam pemilihan tahun ini," imbuh dia.

Dia juga mengucap syukur atas sikap Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang dinilainya tidak berpihak. Dengan begitu, mereka bisa menjadi panutan untuk membenahi demokrasi di Jawa Timur. "Paling tidak sikap itu merupakan langkah pembenahan demokrasi secara nyata," ucapnya.

Khofifah menambahkan, masih ada sisa waktu yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Langkah pertama, koordinasi dengan partai pengusung. Kemudian, merapatkan barisan untuk menentukan strategi selanjutnya.  Selain itu, pihaknya terus berkonsolidasi ke beberapa daerah. Salah satunya konsolidasi dengan Muslimat-Muslimat NU se-Jawa Timur.

Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Herman S. Sumawiredja dipastikan menjadi calon dalam pemilihan gubernur tahun ini. Pasalnya, DKPP mengabulkan gugatan dia. Meski demikian, Khofifah tidak ingin lengah. Masih banyak yang harus diwaspadai.

Salah satunya, daftar pemilih tetap (DPT). Khofifah menyatakan, sudah ada tim yang mengawasi masalah DPT. Dia mengakui, potensi terjadinya kecurangan masih ada. "Kami tidak bisa menghilangkan kekhawatiran. Karena itu, kami tingkatkan kewaspadaan," tegasnya.

Pengawasan DPT, kata dia, ditangani langsung oleh Herman S. Sumawiredja. Beberapa tim sudah dipersiapkan. Mereka akan memantau sejak pemilihan berlangsung, masa penghitungan, hingga muncul nama yang dinyatakan sebagai pemenang. (riq/ano/c7/nw)