Tiba-tiba Adian Napitupulu Membuat Daftar Nama Aktivis Mahasiswa Diculik, Ditembak
Satu hamparan dengan Makam Ernest Douwes Dekker dan Kol A.E. Kawilarang.
Selanjutnya nama Julius Usman diabadikan sebagai nama jalan di Kota Malang.
Pada 12 Maret 1967, Soeharto dilantik menjadi presiden dan di tahun yang sama sekitar 14 aktivis mahasiswa diangkat Soeharto menjadi anggota Parlemen (DPR GR) tanpa melalui pemilu.
Yaitu, Slamet Sukirnanto, T Zulfadli, Fahmi Idris, Mar’ie Muhammad, Firdaus Wadjdi, Soegeng Sarjadi, Cosmas Batubara, Liem Bian Khoen, Djoni Simanjuntak, David Napitupulu, Zamroni, Yozar Anwar, Salam Sumangat, dan Rahman Tolleng.
Hampir di setiap periode pemerintahan Soeharto aktivis 66 ada yang ditempatkan menjadi menteri.
Antara lain, Abdul Gafur (Menpora), Abdul Latief (Menaker), Cosmas Batubara (Menteri Perumahan Rakyat), Mar'ie Muhammad (Menteri Keuangan), Akbar Tanjung (Menpora), dan Fuad Bawazier (Menteri Keuangan).
Selain diangkat menjadi anggota parlemen dan menteri, tidak sedikit juga aktivis 66 yang diangkat menjadi duta besar.
Bahkan, ada yang diberi kemudahan dan kesempatan menjadi pengusaha dan konglomerat.
Selama 33 tahun Soeharto berkuasa, penanaman modal asing merajalela hampir tanpa batas.
Politikus PDIP Adian Napitupulu menyebut sejumlah nama aktivis mahasiswa yang diculik dan ditembak.
- Silatnas SMID-PRD jadi Ajang Lepas Kangen Para Aktivis
- Aktivis Ini Minta Agar Anak-Anak & Perempuan Tidak Dilibatkan dalam Situasi Politik
- Aktivis Ini Ajak Warga Jangan Tertipu Amplop di Pilkada Sumut, Lalu Singgung Keluarga Jokowi
- IACN Ungkap Kejanggalan Data Survei Indikator di Pilgub Malut
- Berdemonstrasi di Kedubes AS, Aktivis Tolak Campur Tangan Asing dalam PSN dan Urusan Papua
- MA Tolak Kasasi dari Jaksa, Aktivis Lingkungan Ini Bebas, Merdeka