Tiba-tiba Adian Napitupulu Membuat Daftar Nama Aktivis Mahasiswa Diculik, Ditembak
Reformasi lahir dari darah, keringat, air mata, luka dan memar puluhan ribu Mahasiswa.
Di atas seluruh pengorbanan itulah kebebasan dibuka, demokrasi dibangun dan Indonesia merangkai kembali harapan di atas kesetaraan tanpa diskriminasi.
Berikutnya puluhan partai baru berdiri. Kebebasan pers terbuka lebar, banyak organisasi buruh, tani dan organisasi Rakyat dideklarasikan. Jabatan presiden dibatasi hanya dua periode.
Pileg, pilpres dan pilkada dilakukan dengan pemilihan langsung dan suara terbanyak. Pemimpin baru bermunculan.
Polisi dan tntara dipisahkan dari ABRI, sehingga menjadi lebih profesional dalam tupoksi masing masing.
Newmont dan Freeport kembali ke pangkuan bumi Pertiwi, kembali dimiliki bangsa sendiri. Reformasi memang belum sempurna, tetapi pelan-pelan, buah reformasi mulai tumbuh dan dinikmati banyak orang.
Termasuk mereka yang menolak reformasi, para pembenci reformasi, bahkan juga dinikmati mereka yang menembak, menculik, menyiksa dan membunuh mahasiswa.
Hari ini, setelah 22 tahun, ke mana para pejuang reformasi itu? Aktivis 1998 berbeda dengan aktivis 66.
Politikus PDIP Adian Napitupulu menyebut sejumlah nama aktivis mahasiswa yang diculik dan ditembak.
- Silatnas SMID-PRD jadi Ajang Lepas Kangen Para Aktivis
- Aktivis Ini Minta Agar Anak-Anak & Perempuan Tidak Dilibatkan dalam Situasi Politik
- Aktivis Ini Ajak Warga Jangan Tertipu Amplop di Pilkada Sumut, Lalu Singgung Keluarga Jokowi
- IACN Ungkap Kejanggalan Data Survei Indikator di Pilgub Malut
- Berdemonstrasi di Kedubes AS, Aktivis Tolak Campur Tangan Asing dalam PSN dan Urusan Papua
- MA Tolak Kasasi dari Jaksa, Aktivis Lingkungan Ini Bebas, Merdeka