Tidak Ada Bayi Tergencet, Akuarium pun Jadi

Tidak Ada Bayi Tergencet, Akuarium pun Jadi
Tidak Ada Bayi Tergencet, Akuarium pun Jadi
Untuk menggambarkan secara jelas sosok orang yang satu itu, moto majalah Tempo enak dibaca dan perlu bisa dikutip, tapi harus dimodifikasi sedikit: "menyebalkan dilihat dan perlu".

 

Tapi, kereta api memang memerlukan orang yang "menyebalkan" seperti Jonan. Dia menyebalkan seluruh perokok karena sejak awal tahun ini melarang merokok di kereta api. Bahkan di kelas ekonomi yang tidak ber-AC sekalipun! Bayangkan betapa besar gejolak dan resistansi yang timbul. Sesekali Jonan hanya kirim SMS ke saya. "Pak Dis, ini diteruskan atau tidak?" Jawaban saya pun biasanya pendek saja: Teruuuuus!

 

Tidak lama kemudian, dia pun mengeluarkan kebijakan yang sangat sensitif: Tidak boleh ada asongan yang berjualan dengan cara masuk ke gerbong-gerbong kereta api. Belum lagi reaksi reda, muncul instruksi Bapak Presiden agar kiri-kanan jalan kereta api ditertibkan. Itu sungguh pekerjaan yang berat. Dan makan perasaan. Lahir dan batin. Tapi, Jonan dengan cara dan kiat-kiatnya bisa melaksanakan instruksi tersebut dengan, tumben he he, agak bijak.

 

Gol demi gol terus dia ciptakan. Dia keluarkan lagi kebijakan ini: Tiap penumpang harus mendapat tempat duduk. Termasuk penumpang kelas ekonomi. Itu berarti penjualan karcis harus sama dengan jumlah tempat duduk. Tidak boleh lagi ada penumpang yang berdiri.

 

HARI itu wartawan foto berbondong ke Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Semua wartawan (he he he, saya pun dulu begitu) sudah hafal ini: Stasiun Senen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News