Tidak Ada Bayi Tergencet, Akuarium pun Jadi

Tidak Ada Bayi Tergencet, Akuarium pun Jadi
Tidak Ada Bayi Tergencet, Akuarium pun Jadi
Banyak orang yang dulu hobi berdiri di pintu KA (seperti kebiasaan saya di masa remaja) yang tidak bisa lagi meneruskan hobi itu. Reaksi keras atas kebijakannya itu sungguh luar biasa.

 

Mengapa?

 

Kebijakannya kali ini ibarat belati yang langsung mengenai ulu hati orang dalam sendiri. Di sinilah tantangan terberat Jonan. Tidak lagi dari luar atau dari penumpang, melainkan dari jaringan ilegal orang dalam sendiri. Jaringan yang sudah turun-temurun, menggurita, beranak pinak, dan kait-mengait.

 

Marahnya orang luar bisa dilihat, tapi dendamnya orang dalam bisa seperti musuh dalam selimut: bisa mencubit sambil memeluk. Orang Surabaya sering mengistilahkannya dengan hoping ciak kuping: sahabat yang menggigit telinga.

 

HARI itu wartawan foto berbondong ke Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Semua wartawan (he he he, saya pun dulu begitu) sudah hafal ini: Stasiun Senen

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News