Tidak Ada Industri Gagal Bayar
Rabu, 25 Februari 2009 – 07:46 WIB
JAKARTA - Menteri Perindustrian Fahmi Idris membantah kalau ada industri yang gagal bayar (default) kredit perbankan akibat hantaman krisis finansial global. Meski mengaku sudah mendapat informasi mengenai hal itu, namun hingga kini belum ada laporan resmi dari perbankan ke Departemen Perindustrian (Depperin). Menurut dia, informasi gagal bayar itu justru akan merugikan industri tersebut, terutama saat krisis yang semakin parah. Sebab, perbankan akan berpikir ulang untuk mengucurkan kreditnya. Meski sudah mendapat informasi, namun Fahmi enggan merinci sektor apa saja yang diduga telah mengalami gagal bayar. "Informasinya bias, agak sulit memberikan tanggapan. Justru begini ini yang berbahaya," lanjutnya.
"Informasi itu kan belum jelas, sampai sekarang belum ada laporan resmi dari perbankan mengenai gagal bayar itu," ujar Fahmi usai membuka Diklat Konsultan Diagnosis IKM (Industri Kecil Menengah) di Depperin, Selasa (24/02). Dalam beberapa kasus, biasanya perbankan akan melapor dan meminta bantuan Depperin kalau ada industri yang gagal bayar.
Fahmi menegaskan, sejumlah industri yang dikabarkan gagal bayar ini belum jelas, apakah gagal dalam hal pembayaran bunganya atau cicilan pokoknya juga tidak dibayar. Kalaupun informasi itu ada, juga tidak dijelaskan sudah berapa lama gagal bayar tersebut, dan berapa nilainya. "Apakah ini baru terjadi tiga bulan enam bulan yang lalu, ataukah sudah tiga tahun," tukasnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Menteri Perindustrian Fahmi Idris membantah kalau ada industri yang gagal bayar (default) kredit perbankan akibat hantaman krisis finansial
BERITA TERKAIT
- Tingkatkan Pelayanan Bandara, IAS Group Luncurkan GSE Teknologi Terbaru
- Winn Gas Luncurkan Produk Inovasi Terbaru, Ibu-Ibu Pasti Suka
- Lewat Cara ini SIG Dukung Inisiatif Kementerian BUMN Mewujudkan Asta Cita
- Baru Dirilis Awal Januari, Andal by Taspen Telah Diunduh Lebih Dari 1 Juta Peserta
- Menteri PPPA Ingin Tingkatkan Taraf Hidup Perempuan
- Bank Mandiri Promosikan Sektor IT ke Investor Hong Kong