Tidak Ada Paksaan Siswa SD Ujian dengan Komputer
jpnn.com, GRESIK - Sebagian sekolah dasar (SD) di Gresik, Jatim kelimpungan. Memang hanya 20 SD yang dijadikan percontohan (pilot project).
Namun, sekolah-sekolah lain bingung untuk persiapan ujian akhir sekolah berbasis komputer (UASBK). Beredar isu semua SD harus menjalani UASBK.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik Mahin menegaskan, tidak ada paksaan bagi sekolah untuk melaksanakan UASBK.
Yang ditunjuk hanya 20 SD. Mereka dijadikan percontohan. Dispendik telah menyiapkan komputer.
Menurut mantan guru olahraga tersebut, sekolah percontohan tidak hanya difasilitasi komputer. Sebab, UASBK juga memerlukan fasilitas lain.
Di antaranya, ruang ujian, meja, dan kursi. ''Itu juga butuh anggaran yang tidak sedikit,'' ujarnya.
Agar tidak membebani sekolah, lanjut Mahin, dispendik siap mencarikan solusi. Jalan keluar itu tengah dibicarakan dengan Komisi IV (Bidang Kesejahteraan Rakyat) DPRD Gresik. Hasilnya bakal disampaikan.
Mahin menegaskan, sekolah tidak boleh melibatkan wali murid. Misalnya, meminta iuran untuk UASBK. Masukan itu disampaikan para anggota komite sekolah.
Sejumlah sekolah dasar sedang bingung untuk persiapan ujian akhir sekolah berbasis komputer.
- Krisis Pendidikan Nilai di Tingkat Dasar dan Menengah di Indonesia
- Peduli Pendidikan, PT HSM Berikan Alat Tulis dan Ransel untuk SD di Lingkar Tambang
- BPIP Dorong Sekolah hingga Perguruan Tinggi Segera Ajarkan BTU Pendidikan Pancasila
- Peduli Pendidikan, BenQ Indonesia Dukung Transformasi Digital dari Tingkat SD
- MilkLife Soccer Challenge 2023 Lahirkan Pesepak Bola Putri Masa Depan
- Kemendikburistek: Pastikan Anak Kurang Mampu yang Dapat PIP