Tidak Ada Tit For Tat di Lira
Oleh Dahlan Iskan
Senin, 13 Agustus 2018 – 10:01 WIB
Turki tidak sendirian. Mata uang Tiongkok juga merosot. Sejak perang dagang dengan Trump. Tapi tidak drastis. Hanya 8 persen.
Itu pun disengaja. Justru sebagai salah satu alat perang dagang.
Sabtu kemarin adalah genap tiga tahun Tiongkok membebaskan nilai tukar yuan. Sejak itu yuan malah menguat.
Saking kuatnya teman-teman saya di Tiongkok mengeluh. Yuan terlalu kuat.
Maka kesempatan perang ini digunakan untuk sedikit melemahkan yuan. Lira tidak sekuat itu.
Perang ini ternyata kian luas. Turki kini jadi sorotan dunia: ditunggu jurus-jurusnya.(***)
Turki sebenarnya sahabat Barat. Sejak lama. Turki satu-satunya negara Islam anggota NATO. Sepak bolanya pun ikut kompetisi Eropa.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi