Tidak Cari Makan di Golkar
jpnn.com - PARTAI Golkar ikut mengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai capres-cawapres. Namun, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Luhut Binsar Panjaitan mengambil sikap berseberangan. Rabu (21/5), dia pun resmi mengundurkan diri dari jabatannya itu.
Pria kelahiran Simargala, Huta Namora, Silaen, Tobasa, 28 September 1947, itu, secara terbuka menyatakan mendukung pasangan Jokowi-JK.
Sebenarnya, sikap pria yang pernah menjadi Komandan Group 3 Kopassus (1990) itu, sudah bisa ditebak. Pasalnya, pada 14 Maret 2014, bersama sejumlah jenderal purnawiran, alumni Akademi Militer tahun 1970 itu sudah secara terbuka menyatakan mendukung pencapresan Jokowi. Saat itu, Golkar belum menetapkan perkoalisian.
Hanya saja, sikap Luhut yang berbeda dengan institusi partainya itu, tetaplah mengagetkan. Pasalnya, selama ini, mantan menperindag era Presiden Abdurrahman Wahid itu dikenal sangat dekat dengan Aburizal Bakrie, ketum Golkar.
Mengapa dan apa alasannya lebih mendukung Jokowi-JK? Berikut penuturan Jenderal (Purn.TNI) Luhut Panjaitan, kepada wartawan di Jakarta, Selasa (20/5).
Mengapa mendukung Jokowi-JK?
Saya mendukung Pak Jokowi-Jk adalah sikap saya dari awal. Saya tidak pernah menyembunyikan itu. Saya memang yakin dari semua calon yang saya lihat itu Pak Jokowi adalah calon yang paling mumpuni untuk menjadi presiden mendatang. Dan itu saya diskusikan dengan teman-teman, tentu tidak dengan emosional, dengan sangat jernih. Dengan semua kriteria yang ada kami melihat bahwa Pak Jokowi pemimpin yang paling mumpuni. Terutama yang terakhir ini, dimana dia dengan tegas menolak transaksi, adanya (kesepakatan) tertulis tentang jabatan yang harus diberikan kepada partai a atau b bergabung. Sehingga kalau anda lihat semua partai yang bergabung kepada PDIP tidak satupun yang melakukan transaksional dalam membangun kerja sama tadi.
Anda masih tetap di Golkar?