Tidak Gampang Mainkan Isu Agama di Luar Jakarta
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengungkapkan, isu agama yang menguat saat Pilkada DKI Jakarta tidak bisa diterapkan di daerah lain. Di Jakarta bisa terjadi karena melihat figur calon kepala daerahnya.
"Di Jakarta isu ini sangat kuat apalagi muncul aksi 411 dan 212. Pengaruhnya sangat kuat, bahkan sampai sekarang pun masih kuat," kata Mba Wiwiek, sapaan akrabnya di Jakarta, Senin (8/1).
Masih kuatnya pengaruh aksi 411 dan 212 membuat parpol sangat hati-hati menetapkan calon kada yang akan diusung.
"Isu agama dan SARA memang tidak layak lagi di Pilkada 2018. Namun, peluang ke situ tetap ada walaupun kecil, disesuaikan dengan tokoh yang diusung," tandasnya.
Dia mencontohkan pasangan calon gubernur dan cawagub Jawa Barat TB Hasanuddin-Anton Charliyan yang diusung PDIP.
Tidak serta merta isu agama bisa dimainkan meski Anton saat masih menjabat kapolda Jabar pernah “berseteru” dengan Imam Besar FPI Habib Rizieq.
Namun, menurut Mba Wiwiek, perkawinan jendeal TNI-Polri itu bisa jadi kelemahan. Sebab, banyak masyarakat Jabar kurang mengenal cawagubnya yang pernah menjabat kapolda.
"Dulu posisi Kapolda itu sangat dikenal masyarakat (saat Polri masih menyatu dengan ABRI, red). Dengan adanya reformasi posisi itu berubah sehingga posisi Kapolda kurang populer di kalangan masyarakat," bebernya. (esy/jpnn)
Pengamat politik Siti Zuhro mengatakan, bukan hal yang gampang memainkan isu agama di pilkada serentak 2018.
- Usulan Penggunaan Hak Angket DPR Juga Bermanfaat Bagi Kubu Prabowo-Gibran
- Ganjar Berpotensi Panen Suara Perempuan, Mbak Wiwik Bicara soal Capres Cool & Asyik
- Siti Zuhro Anggap Lebih Masuk Akal Demokrat Gabung Koalisi Prabowo, Begini Analisisnya
- Warga NU Jadi Rebutan, PDIP Tetap Berpotensi Memanen Mayoritas Suara Nahdiyin
- Ganjar Berpeluang Unggul di Jabar jika Gandeng Kang Emil, Ada Saran untuk Golkar
- Prof Siti Zuhro: Pelantikan Kada Hasil Pilkada 2024 jadi Masalah Krusial jika Tidak Ditata