Tidak Kesepian Sampai Kesepian

Tidak Kesepian Sampai Kesepian
Tidak Kesepian Sampai Kesepian
Sebagai negara agraris, kita malu harus mengimpor kedelai, garam, gula, beras dan lainnya. Kini ekspor kayu gergajian diperbolehkan lagi dan bukannya merangsang industri kayu bahan jadi, seperti meuble, kayu lapis dan sejenisnya. Padahal, hutan kita kian waktu semakin sakarat yang dapat mengakibatkan bahaya bencana lingkungan yang dahsyat.

Kecenderungan kebijakan ekonomi makro, nilai kurs rupiah, pengendalian inflasi, penyesuaian harga BBM dengan harga minyak mentah dunia cenderung hanya menyelamatkan APBN. Tetapi bagaimana dengan sektor riil yang sudah lama menjerit minta dibasahi oleh kucuran kredit perbankan?


Kebijakan & Pengawasan

Akumulasi masalah tersebut membutuhkan kritisi dari DPR, sehingga untunglah PDIP, Gerindra dan Hanura tak merapat ke tubuh kekuasaan. Kritisi dan skeptisme kepada kebijakan tersebut secara teori hanya bisa dilakukan oleh ketiga parpol ini. Koalisi parpol pendukung pemerintahan mustahil melakukannya. Bukankah kebijakan tersebut disusun oleh kabinet yang di dalamnya ada representasi koalisi parpol pendukung pemerintahan? Tidak etis juga jika mengkritisis kebijakan apa yang ia ikut menentukannya, bukan?

Lakon ketiga parpol itu menjadi penting. Bukan hanya sebagai kapital politik untuk meraih hati rakyat menjelang Pemilu 2014, teramat penting adalah demi rakyat. Dibutuhkan konsistensi ketiga parpol ini mengkritisi setiap kebijakan yang tidak pro kesejahteraan rakyat, tanpa harus mendikotomikan rakyat miskin, dunia usaha dan berbagai keragaman kelapisan social ekonomi.

AKHIRNYA Yudhoyono tidak kesepian. Kabinet koalisi beberapa partai politik yang dipimpinnya hanya sekitar 60-70% menguasai parlemen. Setidaknya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News