Tidak Kuno, Pramuka Justru Membuat Generasi Gadget Terekspos pada Alam dan Team Work

Rarasati Ameera Cahya adalah siswi SMP Labs School Cibubur, Jakarta Timur.
Raras, biasa ia dipanggil, baru saja pulang dari Jambore Dunia di Korea Selatan selama 12 hari.
Ia mulai menekuni Pramuka sejak masih duduk di sekolah dasar karena Pramuka adalah kegiatan ekstrakurikuler yang wajib di sekolahnya.
Siswi yang berusia 14 tahun ini mengatakan mengikuti Jambore Dunia merupakan pengalaman yang tak terlupakan untuknya.
"Seru banget! Ada banyak aktivitas di Jambore Dunia ... kita bisa belajar budaya negara lain, dapet teman baru dari berbagai negara, belajar lebih dalam tentang Pramuka dari negara-negara lain, dan bisa bertukar badge."
"Sempat kepanasan, tapi saat panas itu banyak kegiatan yang dihentikan, kecuali kegiatan di dalam ruangan, lalu kita stay di tenda."
"Yang paling berkesan untuk saya saat Jambore Dunia itu closing ceremony dan K-Pop konsernya," kata Raras.
Sama seperti Raras, Joshua Octavian juga ikut Pramuka di sekolahnya karena diwajibkan.
Tanggal 14 Agustus diperingati sebagai hari lahirnya kepanduan Indonesia, atau yang dikenal sebagai Pramuka, singkatan dari Praja Muda Karana
- BPPSDMP Kementan Buka Pendaftaran Young Ambassador Agriculture 2025
- Dunia Hari Ini: Puluhan Tewas Setelah Kereta di Pakistan Dibajak
- Waka MPR: Seni Ukir Jepara Bangkit di Tangan Generasi Muda
- PP IPNU Apresiasi Dukungan AQUA kepada Generasi Muda Muslim
- Dunia Hari Ini: Kecelakaan Bus di Afrika Selatan, 12 Orang Tewas
- Siklon Alfred 'Tak Separah yang dibayangkan', Warga Indonesia di Queensland Tetap Waspada