Tidak Mudah Menjadi Prajurit Kopassus
Setelah itu, ikut latihan komando selama tujuh bulan lagi. "Fisik dan mental harus kuat, ketika mengikuti pelatihan," ungkap Hariyanto.
Selesai? Belum. Ia menambahkan, usai melaksanakan latihan komando, prajurit kembali mengikuti pelatihan spesialisasi selama tiga bulan.
"Itu baru pelatihan prajurit komando, setelah itu ada lagi latihan tambahan yang memerlukan waktu rata-rata tiga hingga empat bulan," tambahnya.
Ia sendiri pernah ditugaskan ke Lebanon bergabung dalam pasukan perdamaian selama 14 bulan. Selain itu, ia juga pernah bertugas di Aceh, Papua, dan Ambon.
"Berpisah dengan keluarga sudah tidak asing, yang terpenting adalah selalu mengabdi kepada masyarakat dan negara," kata Hariyanto.
Menurutnya, sebagai prajurit Kopassus harus mampu mengorbankan jiwa, harta, pemikiran serta waktu, meski dalam kondisi sesulit apapun.
"Sampai mertua meninggal pun saya tidak dapat menghadiri karena kebetulan melaksanakan tugas," pungkasnya. (ris/by/ran)
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara