Tidak Mudah Menjadi Prajurit Kopassus

Setelah itu, ikut latihan komando selama tujuh bulan lagi. "Fisik dan mental harus kuat, ketika mengikuti pelatihan," ungkap Hariyanto.
Selesai? Belum. Ia menambahkan, usai melaksanakan latihan komando, prajurit kembali mengikuti pelatihan spesialisasi selama tiga bulan.
"Itu baru pelatihan prajurit komando, setelah itu ada lagi latihan tambahan yang memerlukan waktu rata-rata tiga hingga empat bulan," tambahnya.
Ia sendiri pernah ditugaskan ke Lebanon bergabung dalam pasukan perdamaian selama 14 bulan. Selain itu, ia juga pernah bertugas di Aceh, Papua, dan Ambon.
"Berpisah dengan keluarga sudah tidak asing, yang terpenting adalah selalu mengabdi kepada masyarakat dan negara," kata Hariyanto.
Menurutnya, sebagai prajurit Kopassus harus mampu mengorbankan jiwa, harta, pemikiran serta waktu, meski dalam kondisi sesulit apapun.
"Sampai mertua meninggal pun saya tidak dapat menghadiri karena kebetulan melaksanakan tugas," pungkasnya. (ris/by/ran)
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu