Tidak Netral, NU Makin Babak Belur

Tidak Netral, NU Makin Babak Belur
Tidak Netral, NU Makin Babak Belur
JAKARTA - Desakan agar Nahdlatul Ulama (NU) berposisi netral dalam politik praktis kembali terlontar. Kali ini disuarakan mantan Ketua Pengurus Besar NU Salahuddin Wahid. Tokoh yang akrab disapa Gus Solah itu mengharapkan NU sebagai institusi tetap netral dalam pemilihan presiden (pilpres). Para pemimpin organisasi Islam terbesar di Indonesia tersebut diharapkan mampu membawa diri.

Dia mengkhawatirkan, NU makin terseok-seok apabila memihak capres tertentu. ''Pasca pelaksanaan pilgub Jatim, NU sudah babak belur, jangan sampai ditambah dengan mengulang lagi untuk pilpres nanti," ujar Gus Solah yang saat dihubungi via telepon, Sabtu (16/5).

Pengasuh Ponpes Tebuireng, Jombang, itu mengatakan, NU seharusnya mengayomi seluruh pasangan yang ada. Sebab, bisa jadi, aspirasi politik warga nahdliyin juga tersebar ke masing-masing capres. "Harus terbuka dan tetap netral," pesannya.

Dalam beberapa waktu terakhir, di sejumlah televisi, didapati iklan salah seorang calon presiden (JK) yang mengikutsertakan Ketua Umum Dewan Tanfidziah PB NU Hasyim Muzadi. Meski sama sekali tidak menyinggung soal ajakan memilih, di iklan tersebut, Hasyim menyebut sosok yang bersangkutan sebagai figur ideal pemimpin.

JAKARTA - Desakan agar Nahdlatul Ulama (NU) berposisi netral dalam politik praktis kembali terlontar. Kali ini disuarakan mantan Ketua Pengurus Besar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News