Tidak Paham Anak Muda, Capres Dianggap Naif
jpnn.com - JAKARTA - Peneliti politik dari Maarif Institute for Culture and Humanity, David Krisna Alka mengatakan, menjelang pemilu presiden (pilpres), perilaku kaum muda saat ini cenderung kebaruan, bukan orde baru.
"Pilihan anak muda yang memiliki suara sekitar 30 persen dari jumlah daftar pemilih tetap, adalah kebaruan, bukan orde baru. Naif juga para capres ini yang tidak memahami narasi anak muda," kata David Krisna Alka, saat diskusi, di press room DPD, Senayan Jakarta, Jumat (30/5).
Di bidang pendidikan misalnya, lanjut David, tidak ada gagasan yang baru dalam visi misi calon presiden.
"Kedua pasang capres tidak punya komitmen untuk mengoptimalisasi komunitas pendidik di luar institusi yang dibuat pemerintah," ujarnya.
Karena gagal membaca narasi dan aspirasi kaum muda, menurut David para capres dan tim sukses menggunakan energinya untuk saling serang.
"Mereka terjebak dengan praktik black campaign," tegasnya.
Padahal anak muda sangat berharap adanya gagasan baru mengenai penghapusan Ujian Nasional dari salah satu pasangan calon presiden karena isu tersebut bersentuhan langsung dengan keseharian kaum muda.
"Yang terjadi malah menyeret-nyeret kaum muda untuk ikut kampanye hitam," tegas dia.
JAKARTA - Peneliti politik dari Maarif Institute for Culture and Humanity, David Krisna Alka mengatakan, menjelang pemilu presiden (pilpres), perilaku
- Menteri Arifin Tasrif Resmikan Pusat Peribadatan PT Ceria Nugraha Indotama di Kolaka
- Uji Coba Taksi Terbang di IKN Bulan Ini, Kapasitas 5 Orang
- 6 Klinik HM Sampoerna yang Dikelola PT Nayaka Era Husada Raih Akreditasi Paripurna
- LAZISNU dan Indomaret Serahkan Bantuan Renovasi Sekolah dan Beasiswa Santri di Jatim
- Ozzy Sudiro Beri Penjelasan Tentang Tanah di Daan Mogot KM 14, Simak
- Membanggakan, Dirut dan Dirkeu Pertamina Raih Penghargaan di 2 Ajang Internasional