'Tidak Sama dengan Rusia': Curhatan Warga Ukraina di Bali yang Terhalang Pulang karena Perang
Sebagai salah satu penggerak komunitas Ukraina di Bali, ia malah menggelar sejumlah kegiatan positif seperti malam budaya atau klub buku untuk saling menguatkan warga Ukraina di Bali.
'Kami tidak sama'
Pekan lalu, Gubernur Bali Wayan Koster mengumumkan rencana pencabutan 'Visa on Arrival' bagi warga Rusia dan Ukraina yang tiba di Bali.
"Karena dua negara lagi perang, mereka enggak nyaman di negaranya. Mereka pun ramai-ramai datang ke Bali, termasuk orang yang tidak berwisata juga kembali untuk mencari kenyamanan, termasuk juga untuk bekerja," jelasnya.
Tingginya angka pelanggaran oleh warga dari dua negara tersebut menurut Koster adalah alasan bagi pencabutan 'Visa on Arrival'.
Tapi Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mempertanyakan klaim Koster.
"Dari 2019 sampai sekarang, empat tahun, hanya delapan warga Ukraina [yang bermasalah], bukan 800, hanya delapan. Bahkan bukan 88," katanya.
"Sekarang di penjara Indonesia, hanya lima warga negara Ukraina. Lima, bukan lima ratus. Lima warga Ukraina, dan bukan kasus yang besar," tambahnya.
Ia mengatakan, "menyamakan Rusia dan Ukraina merupakan hal yang menyinggungnya", terlebih banyak di antara warganya yang juga ikut berkontribusi pada kehidupan di Bali.
Bali menjadi salah satu tempat yang aman bagi sebagian warga Ukraina yang harus meninggalkan rumahnya setelah negaranya diserang Rusia setahun lalu
- Pelaku Utama Laboratorium Narkotika Rahasia di Bali Asal Ukraina
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Usai Bercerai dari Andrew Andika, Tengku Dewi Bakal Menetap di Bali?
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara