Tidaklah Mudah Menjadi Relawan di Jalur Gaza, Fikri Harus Menahan Rasa Sedih dan Marahnya
Warga Indonesia yang berada di Palestina mengatakan kondisi di Gaza saat ini “sudah kondusif”, setelah gencatan senjata antara Hamas dan Israel dengan mediasi Mesir pada 20 Mei lalu.
Fikri Rofiul Haq saat ini berada di Gaza sebagai relawan yang bekerja dengan lembaga medis dan kemanusiaan MER-C.
Lembaga ini memiliki rumah sakit di Bayt Lahiya, Gaza yang dibangun dengan dana dari bantuan warga di Indonesia.
Selama 11 hari Gaza mengalami serangan oleh pihak militer Israel yang menewaskan lebih dari 200 orang menurut Kementerian Kesehatan Palestina, termasuk 59 anak-anak.
Sementara kelompok Hamas membalas serangan dengan tembakan roket ke selatan Israel yang dilaporkan menewaskan 12 orang.
“Setelah gencatan senjata ini memang masyarakat Gaza sudah kembali melakukan aktivitasnya dengan normal,” kata Fikri.
“Pemerintah Gaza sendiri sudah melakukan pembenahan terhadap bangunan-bangunan yang runtuh, yang banyak menutupi akses kendaraan, terutama roda empat.”
Kepada Erwin Renaldi dari ABC Indonesia, Fikri menceritakan suasana arus kendaraan sudah kembali terlihat ramai, bahkan seringkali mengalami kemacetan karena banyak penutupan jalan.
Untuk menjadi relawan di Gaza tidaklah mudah, karena harus melewati pemeriksaan yang ketat
- Universitas Australia Akan Jadi yang Pertama Gunakan AI di Asia Pasifik
- Dunia Hari Ini: Pesawat Azerbaijan Airlines yang Jatuh Kemungkinan Ditembak Rusia
- Rencana Indonesia Bangun Pembangkit Tenaga Nuklir Dikhawatirkan Memicu Bencana
- 50 Warga Palestina Tewas Akibat Serangan Udara Israel di Dekat RS Kamal Adwan
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Gencatan Senjata Mandek, Hamas Salahkan Israel