Tifani, Bidan Desa Bergaji Rp 500 Ribu, Pernah Bawa Pasien Pakai Tandu
“Dapat pasien di daerah perbatasan Indragiri Hilir, mau melahirkan. Tapi untuk menuju ke sana sangat luar biasa perjalannya,” katanya.
Dia dijemput oleh suami pasien menggunakan sepeda motor. Namun, harus berbonceng tiga dengan temannya saat menuju ke rumah ibu yang mau melahirkan tersebut.
BACA JUGA: Wiwik Sumbawati, Sosok Pahlawan bagi Warga Lereng Tambora
“Sejauh perjalanan melewati tanah gambut, kami pun harus berjalan beberapa ratus meter melewati kawasan perkebunan. Perjalanannya harus menempuh sekitar 1 jam lebih,” ungkapnya.
Setelah melihat kondisi ibu tersebut, kata Tifani, ternyata ketubannya pecah sebelum waktu melahirkan, dan harus dibawa ke rumah sakit yang ada di Kuala Tungkal.
“Kami bawa saat waktu itu saat maghrib, lalu karena kendaaraan yang terbatas kami terpaksa membuat tandu dari rotan dikasih sarung,” bebernya.
Meski sempat berjalan kaki cukup jauh karena air laut tengah surut, akhirnya si ibu tersebut berhasil dibawa ke Rumas Sakit Kuala Tungkal.
“Itu menjadi tantangan bagi saya dalam menjalankan tugas sebagai seorang bidan. Kita harus siap dalam kondisi apapun,” tuturnya. (*)
Kisah Tifani Anderson barangkali bisa mewakili para bidan desa yang penuh pengabdian melayani masyarakat.
Redaktur & Reporter : Soetomo
- Pendaftaran PPPK 2024: Di Sini, Ibu-ibu Usia di Atas 30 jadi Prioritas
- Masalah PPPK Ini Harus Cepat Diselesaikan, Terdeteksi Ada Kerancuan Aturan
- Tak Dilantik jadi PPPK, Bidan Desa Mengadu ke Sekda Muba
- Bayi Tiga Hari Meninggal Diduga setelah Disuntik Bidan, Orang Tua Lapor Polisi
- Kasus Pengoplosan Elpiji Bersubsidi Ini Menyeret seorang Bidan Desa
- Kabar Gembira! Puskemas Praya Layani USG Gratis