Tiga Alasan Fadli Zon Menolak Wacana Pemberlakuan New Normal

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon berkicau di media Sosial Twitter, menanggapi rencana pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, memperbolehkan 102 wilayah kabupaten/kota di tanah air menerapkan kebijakan “New Normal”.
Menurut Fadli, kebijakan tersebut sangat mencemaskan, karena secara epidemiologis Indonesia masih berada dalam zona merah pandemi.
Belum terlihat tanda-tanda kenormalan. Hal yang terlihat justru ketidakjelasan seperti berjalan di tengah kegelapan.
Sebagai catatan, anggota dewan berdarah Sumatera Barat ini terlebih dahulu memaparkan sebuah catatan. Indonesia berada di urutan ke-19 dunia, dalam hal penambahan kasus baru Covid-19.
"Menurut data WHO angka penularan virus, atau ‘reproduction rate’ (RO) Corona di Indonesia adlh 2,5, artinya satu penderita bs menulari 2,5 orang. Tingkat penularan ini tergolong tinggi," twit @fadlizon, Rabu (3/6).
Fadli kemudian memaparkan tiga alasan wacana dan kebijakan New Normal dianggap buruk.
"Pertama, otorisasi dan organisasi pengambilan keputusannya kacau. Pandemi ini oleh Pemerintah telah ditetapkan sebagai bencana nasional, di mana strategi yg dipilih untuk mengatasinya adalah PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)," twit @fadlizon.
Fadli mengatakan, menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 21/2020, penetapan PSBB ini kewenangannya dipegang Kementerian Kesehatan.
Waketum DPP Partai Gerindra Fadli Zon berkicau di media Sosial Twitter, menanggapi rencana pemerintah memperbolehkan 102 wilayah kabupaten/kota di tanah air menerapkan kebijakan “New Normal”.
- Berdialog dengan Fadli Zon, Putu Rudana: Seni Budaya Harus Jadi Mercusuar Bernegara
- Soal Lagu Bayar Bayar Bayar, GPA Ungkit Peran Polisi Saat Banjir & Penanganan Covid-19
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Piring Kembar
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Bawa Diplomasi Budaya di Lawatan Prabowo, Fadli Zon Teken Kesepakatan dengan Menteri Kebudayaan India