Tiga Ancaman Industri Dituntaskan
Hatta : Siapkan Sistem Logistik dan Infrastruktur
jpnn.com - JAKARTA – Pemerintah bertekad menuntaskan tiga masalah utama yang masih menjadi batu sandungan pertumbuhan industri di tanah air. Ketiga hambatan yang diidentifikasi itu di antaranya tingginya biaya logistik, ketergantungan pada bahan baku impor, serta masalah produktivitas pekerja dan sistem pengupahan. Hambatan-hambatan tersebut membuat posisi daya saing industri nasional lemah. Menurut Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, beban biaya logistik mencapa 14,08 persen dari harga akhir produk industri.
Dan sebanyak 66,8 persen dari beban logistik itu merupakan biaya transportasi. Besarnya beban logistik itu dipicu lambatnya pertumbuhan infrastruktur dan konektivitas. Untuk mengurai masalah ini, akan dilakukan upaya terus menerus guna perbaikan. ”Biarlah negara sedikit bangkrut, yang penting hambatan bagi dunia usaha bisa diatasi,” katanya saat berbicara dalam pembukaan rapat kerja Kementerian Perindustrian, di Jakarta kemarin (1/2).
:TERKAIT Pemerintah, lanjut Hatta, telah menyiapkan rancangan sistem logistik nasional dan pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan yang diharapkan menekan biaya logistik hingga di bawah 10 persen. Adapun untuk ketergantungan terhadap impor bahan baku dan penolong, akan diatasi dengan peningkatan investasi di sektor industri hulu agar kapasitas produksi bahan baku di dalam negeri meningkat. Menarik investasi di sektor ini pemerintah telah mengeluarkan kebijakan seperti pemberian tax holiday.
Sedangkan, produktivitas pekerja dan perburuhan diselesaikan dengan memperbaiki peraturan mengenai pengupahan yang mempertegas sistem penetapan upah minimum di daerah. Pengupahan haruslah dilakukan secara tripartit (tiga pihak). Sebenarnya, kata Hatta, industri nasional sampai triwulan III-2011 cukup menggembirakan.
Tercatat, pertumbuhan sektor industri pengolahan nonmigas di triwulan III mencapai 6,98 persen, lebih tinggi ketimbang pertumbuhan produk domestik bruto yang sebesar 6,54 persen. Dan secara akumulatif, pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sampai triwulan III-2011 mencapai 6,49 persen, atau melesat lebih tinggi dari pertumbuhan industri nonmigas sepanjang tahun sebelumnya yang hanya 5,09 persen.
Sementara itu, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat menambahkan, pihaknya telah menetapkan lima strategi guna mendorong percepatan pembangunan sektor industri disisa masa jabatannya. Strategi utama itu, pertama mendorong partisipasi dunia usaha dalam pembangunan infrastruktur, kedua percepatan proses pengambilan keputusan untuk menyelesaikan hambatan birokrasi (debottlenecking), ketiga reorientasi kebijakan ekspor bahan mentah dan sumber energi. Keempat, lanjut Hidayat, mendorong peningkatan produktivitas dan daya saing.
Terakhir, dengan meningkatkan integritas pasar domestik. ”Kelima strategi utama itu bertujuan mendorong pertumbuhan industri yang lebih tinggi lagi. Hal ini mengingat program peningkatan daya saing enam kelompok industri prioritas yang dilaksanakan selama ini dirasakan perlu adanya peningkatan,” ujarnya.
Sementara itu, ada enam kelompok industri prioritas 2012-2014, yakni industri padat karya, industri kecil menengah, industri barang modal, induastri berbasis sumber daya alam, industri pertumbuhan tinggi dan induatri prioritas khusus. Sehingga antara 2012-2014, perindustrian diprioritaskan di sektor seperti alas kaki, furniture, perkapalan dan permesinan, kepala sawit, karet, kakao dan rumput laut, otomotif dan elektronik serta gula, pupuk dan petrokimia. (lum)