Tiga Bersamaan
Oleh Dahlan Iskan
Ayah Fima seorang pendeta di sana. Ibunyi pensiunan guru. Keluarga ini memiliki yayasan yang bergerak di bidang pendidikan di Kupang: Sekolah Aplikasi Bangsa. Mulai TK, SD, SMP sampai SMA.
Fima sendiri hanya sampai kelas 2 SMP di Kupang. Dia pindah ke Jakarta --agar kelak lebih mudah masuk ITB.
Setamat SMA Fima benar-benar masuk ITB. Jurusan biologi mulekuler. Dari ITB Fima ke Amerika Serikat.
Di AS Fima mendalami tanaman obat di Washington State University di Pullman. Yakni kota sangat kecil di perbatasan antara negara bagian Washington dan Idaho. Yang alamnya begitu indah. Yang saya dua kali berkendara melewati kawasan ini.
Enam tahun Fima di Pullman. Namun tetap saja cinta mati ke NTT. Dari Pullman, Fima pulang ke NTT --setelah mampir 9 bulan di ITB untuk mengambil post doctoral.
Di Kupang Fima bergabung ke Forum Academia NTT --disingkat FAN. Resminya FAN inilah yang memperjuangkan perlunya mass pool test Covid-19 di NTT.
Namun ya itu tadi. Fima harus lebih sabar. Sampai sekarang idenyi itu masih di tengah jalan. Energinyi terlalu banyak untuk berhubungan dengan birokrasi.
Fima juga tidak putus asa. Cintanyi pada NTT tidak akan ambyar oleh kesulitan apa pun.