Tiga Bocah Papua yang Berhasil Ciptakan Sistem Robot Pendeteksi Bencana Tsunami
Habis Rp 1 Juta, Manfaatkan Burung Panik dalam Sangkar
Kamis, 06 Oktober 2011 – 08:10 WIB
Nah, poros motor yang berputar itu kemudian dipasangi keping VCD. Kemudian, keping VCD dihubungkan dengan seutas tali ke sebuah lonceng kecil. Setiap motor berputar, tuas lonceng tertarik, dan mengeluarkan bunyi teng, teng, teng, teng.
Demira menjelaskan, sejatinya motor bisa disetel berputar meskipun sakelar hanya tersentuh sekali. Tapi, jika disetel model seperti itu, akurasi kepanikan burung kurang tepat. "Jika sedikit, kepanikan burung bisa saja bukan karena tsunami," tandasnya. Namun, ketika intensitas terpencetnya sakelar di-setting belasan kali, bisa diduga kuat burung panik karena ada bencana tsunami. "Supaya lebih efektif, robot ini harus dipasang di pantai," tandasnya.
Yohana, anggota tim lainnya, menuturkan bahwa untuk menggerakkan sistem robot itu dibutuhkan baterai DC 9 colt. Anak keempat di antara delapan bersaudara itu menjelaskan, pengguna alat tersebut tidak perlu mengkhawatirkan baterai habis pada masa tertentu. Sebab, baterai yang digunakan sejenis baterai HP yang bisa diisi ulang lagi.
Untuk mengisi ulang baterai tersebut, tiga anak itu juga menggunakan tenaga dari alam. Tepatnya, mereka menggunakan tenaga panas matahari untuk mengisi daya baterai. "Kebetulan, jika dipasang di pantai, supply cahanya melimpah," tandasnya.
Tiga bocah asal Papua ini, Albertina Boanal, Yohana Helena Oprawiri, dan Demira Yikwa, masih duduk di bangku SD. Tapi, karya mereka tak bisa dianggap
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408