Tiga Bocah Papua yang Berhasil Ciptakan Sistem Robot Pendeteksi Bencana Tsunami
Habis Rp 1 Juta, Manfaatkan Burung Panik dalam Sangkar
Kamis, 06 Oktober 2011 – 08:10 WIB

KREATIF : Tiga bocah asal Papua, Tina, Yohana, dan Demira membuat alat pendeteksi dini bencana tsunami dengan media burung dan lonceng. Foto: Hilmi Setiawan / JAWA POS
Menurut Yohana, ongkos untuk membuat alat itu tidak terlalu besar. Hanya sekitar Rp 1 juta. Itu sudah termasuk untuk membeli burung. Dia mengatakan tidak perlu menggunakan burung berkicau yang mahal. Dengan biaya yang terjangkau itu, dia berharap bisa diaplikasikan pemerintah dan dipasang di sepanjang garis pantai Indonesia. Tujuannya, jika akan terjadi tsunami, masyarakat bisa cepat tahu dan segera menyelamatkan diri.
Selama ini hasil alat peringatan dini buatan pemerintah sering ditayangkan di TV saja. Padahal, kata dia, di pantai-pantai pedalaman Papua banyak masyarakat yang belum memiliki TV. Kalaupun punya, saluran dari Jakarta tidak bisa masuk ke kampung pinggiran pantai. "Target kami lainnya adalah juara dalam kontes robot aplikasi ini," kata Yohana bersemangat. (c4/kum)
Tiga bocah asal Papua ini, Albertina Boanal, Yohana Helena Oprawiri, dan Demira Yikwa, masih duduk di bangku SD. Tapi, karya mereka tak bisa dianggap
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri