Tiga Bulan 1.736 Kasus, DBD Telan 20 Nyawa
Rabu, 02 September 2009 – 10:20 WIB
Menurut Antonius, dokter kepala di IGD RSU St Antonius, sejak dua bulan ini memang pasien demam berdarah membeludak. Kebanyakan pasien adalah anak-anak. Hal ini dikarenakan adanya hujan yang terjadi hanya satu atau dua hari.
“Sehingga kejadian ini membuat air yang tertampung di tempat-tempat yang ada, kemudian terkena sinar matahari, hal itu membuat telur dari nyamuk itu, cepat berkembang biak,” tambahnya, saat ditemui disela-sela kesibukannya merawat pasien yang terus berdatangan.
Pasien yang datang, lanjutnya, kebanyakan tanda-tanda yang diceritakan orangtuanya adalah panas tinggi. Baru dibawa ke RS setelah tiga sampai empat hari. Kemudian kejadian ini juga diakibatkan karena masih kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan.
“Pemberian abate yang dilakukan pada tempat penampungan air adalah salah. Seharusnya setelah diberi obat air itu dibiarkan minimal dua jam. Kebanyakan masyarakat belum memahami akan hal itu, mereka masih langsung menggunakan air yang baru saja diberi bubuk abate,” paparnya.
Seperti yang dikatakan Kristianto, anaknya yang bernama Izra (12), sekarang sedang dirawat pada salah satu ruang tunggu yang ada di RS tersebut. Seperti yang diperkirakan penyakit yang diderita anaknya kemungkinan adalah demam berdarah.
PONTIANAK - Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali membuat sesak ruangan yang ada di Rumah Sakit Umum Santo Antonius, Pontianak, Kalimantan Barat.
BERITA TERKAIT
- Warga Musi Rawas Temukan Lansia Meninggal Dunia di Kebun Karet
- Komitmen Kapolda Lampung, Berantas Narkoba Tanpa Kompromi
- BAZNAS Gerak Cepat Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi
- Gempa 2 Kali Berturut-turut di Karawang pada Jumat, BPBD: Tidak Ada Laporan Kerusakan
- Kabar Terbaru Kasus Honorer Putus Kontrak Lulus Seleksi Administrasi PPPK 2024
- Spesialis Pencurian Toko Baju Lintas Provinsi Diamankan, Kerugian Rp2 Miliar