Tiga Catatan Politikus PKS Soal Teror Bom Samarinda

Menurut Aboe, sepertinya ini kurang masuk akal karena pelaku teror pada umumnya tidak menggunakan atribut yang mencolok, agar tak dicurigai dan sulit untuk diidentifikasi.
"Saya tidak paham apa motivasinya, bisa jadi ini sebagai bagian dari provokasi dan framing terhadap Islam," katanya.
Ketiga, ada informasi bahwa detonator bom berupa sumbu yang digunakan pelaku identik dengan milik PT Adaro yang hilang beberapa waktu yang lalu di Tabalong, Kalsel.
Tentunya hal ini harus diantisipasi dengan baik, karena jumlah detonator yang hilang adalah 183 buah.
"Jangan sampai detonator itu dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan teror," paparnya.
Lebih lanjut dia tidak ingin berspekulasi terhadap kasus ini. Dia menyerahkan sepenuhnya kepada polisi.
"Kita serahkan saja pengungkapan kasus ini kepada pihak kepolisian, saya tidak ingin banyak berspekulasi," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera itu. (boy/jpnn)
JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy mempertanyakan program derakalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Sebab, tersangka
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pastikan Dana Haji Aman, Kepala BPKH: Kami Utamakan Transparansi dan Prinsip Syariah
- Siswa Sulawesi Tenggara Cerdas-Cerdas, Ini Reaksi Mendikdasmen
- GP Ansor Gaungkan Patriot Ketahanan Pangan Menjelang Puncak Harlah Ke-91
- Koalisi Masyarakat Sipil Mengecam Intervensi Anggota TNI di Kampus UI dan UIN Semarang
- Berdoa di PIK, Biksu Thudong Tebar Pesan Damai
- Pemerintah Fokus Tuntaskan Pengangkatan PPPK Tahap 1, Honorer R2/R3 Keburu Pensiun