Tiga Generasi Warga Indonesia Menceritakan Kualitas Kehidupan di Australia

Tiga Generasi Warga Indonesia Menceritakan Kualitas Kehidupan di Australia
Steven Chen (ketiga dari kiri) memiliki enam orang anak yang semuanya tinggal di Australia. (Koleksi pribadi)

Secara ekonomi, Steven juga merasa terbantu dengan tunjangan pekerjaan dan pendidikan anak-anaknya, serta izin membuka bisnis yang "tidak dipersulit" oleh aturan pemerintah.

"Pertama pulang ke sini dari Kanada tahun lalu saya masih tidak punya pekerjaan, tapi akhirnya dapat tunjangan Jobseeker dari Centrelink," katanya.

"Anak-anak saya yang kuliah juga dapat youth allowance. Tiga anak saya dapat semua."

'Pensiunan dianggap berjasa'

Pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak menjadi alasan Petrus Otje Winangun, pria asal Jakarta yang berusia 81 tahun menetap di Australia.

Di masa awal baru pindah, Petrus mengaku sempat ingin kembali ke Indonesia namun tetap bertahan hingga saat ini sampai menjadi warganegara Australia.

Ia dan istrinya Lena yang tinggal di Springvale South, Victoria memiliki tiga orang anak dan enam orang cucu.

Petrus mengatakan ia "hampir tidak mengeluarkan biaya apa pun" untuk menyekolahkan anaknya, sehingga turut meringankan beban hidupnya di Australia.

Di masa sekolah dasar hingga menengah, Petrus mengirim anaknya ke sekolah negeri dan waktu kuliah, mereka menggunakan tunjangan mahasiswa yang dikenal dengan nama "Austudy".

Data dari Biro Statistik Australia (ABS) menunjukkan kini rata-rata usia warga Australia adalah 85,4 tahun bagi perempuan dan 81,3 tahun untuk laki-laki.

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News