Tiga Hal Jadi Sebab Persoalan DPT

Tiga Hal Jadi Sebab Persoalan DPT
Ketua Perludem, Didik Supriyanto dalam konferensi pers jelang penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014 di Jakarta, Minggu (3/11). Foto: Ricardp/JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Perkumpulan untuk pemilu dan demokrasi (Perludem), Didik Supriyanto, menyebut ada tiga akar masalah dalam penyusunan Daftar Pemiluh Tetap (DPT) sehingga menjadi persoalan yang berulang menjelang pelaksanaan pemilu. Tiga akar persoalan itu adalah masalah sistem, manajemen dan operasional pendataan.

Didik mengatakan, sistem pendataan pemilih memerlukan sinkronisasi karena belum semua penduduk Indonesia memiliki NIK. Selain itu, kata dia, pencatatan NIK tidak faktual. Padahal, harusnya daftar pemilih paling tidak memuat NIK, nama, tanggal lahir, jenis kelamin dan alamat.

"Seharusnya sinkronisasi dilakukan sejak November, tetapi praktiknya tidak jalan. Ada orang pindah tapi KTP-nya belum berubah. Ada juga yang desa dimekarkan tapi kode NIK belum berubah. Jadinya banyak yang tidak faktual," kata Didik di Jakarta, Minggu, (3/11).

Masalah manajemen pendataan, kata Didik, juga kerap menjadi kendala. Terutama, menyangkut anggaran yang turun terlambat dan basis data penyusun perencanan yang berbeda-beda antara Badan Pusat Statistik (BPS), Kemendagri dan pemilu sebelumnya. Ditambah lagi, ungkap Didik, pemerintah tidak pernah melakukan evaluasi secara komprehensif.

Sebaliknya, pemerintah terus menyalahkan KPU. Padahal, Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu (DP4) berasal dari pemerintah. “Pemerintah jangan hanya menyalahkan tapi harus memberi solusi juga,” tegasnya.

Didik menambahkan, masalah operasional pendataan yang juga kerap mempengaruhi DPT adalah yaitu petugas yang tidak kompeten, tidak terlatih, tidak profesional dan cenderung frustasi dalam menyelesaikan pekerjaannya. Menurut Didik, harusnya dipilih petugas yang profesional karena mendata DPT membutuhkan ketelitian.

Atas tiga akar masalah tersebut, Didik memberikan beberapa solusi. Di antaranya, mendorong KPU untuk mengembangkan sistem data pemilih tersendiri berdasar data pemilih pemilu terakhir.

Selain itu, kata Didik, KPU bisa menyederhanakan jadwal pemilu menjadi pemilu nasional untuk memilih anggota DPR, DPD, presiden dan wakil presiden. Sedangkan pemilu daerah untuk memilih memilih anggota DPRD, kepala daerah dan wakil kepala daerah.

JAKARTA - Ketua Perkumpulan untuk pemilu dan demokrasi (Perludem), Didik Supriyanto, menyebut ada tiga akar masalah dalam penyusunan Daftar Pemiluh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News