Tiga Jurus Mentan Syahrul Yasin Limpo Menghadapi Krisis Pangan Global
jpnn.com, JAKARTA - Ancaman krisis pangan global turut membayangi keberlanjutan produksi pertanian Indonesia.
Pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah menyiapkan tiga strategi untuk menghadapinya.
“Jadi Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) sedari awal punya strategi baru untuk menghadapi krisis pangan global. Ada tiga (strategi), yaitu pertama, peningkatan kapasitas produksi melalui menekan inflasi,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian Fadjry Djufry.
Strategi kedua yaitu melakukan substitusi komoditi impor melalui pemanfaatan sumber daya tanaman lokal untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Misalnya, mengganti gandum dengan sorgum.
“Jadi, kalau kita tidak bisa (menanam) gandum, tanamlah sorgum. Kalau kita tidak ada tebu, tanamlah yang lain, misalnya aren. Jadi, kami ingin menyiapkan kebutuhan itu sesuai yang ada di kita. Apa potensi yang paling memungkinkan untuk kita, kami akan dorong,” katanya.
Strategi ketiga, kata Djufry, meningkatkan kapasitas ekspor. Menurut Djufry, Indonesia memiliki beberapa komoditi lokal yang dilirik pasar dunia, seperti sarang burung walet dan porang.
“Ini sudah banyak pelakunya. Nilai jualnya cukup memadai, petani tertarik mengembangkan,” katanya.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sudah menyiapkan strategi baru untuk menghadapi krisis pangan global.
- Soal Rencana Cetak Sawah, Legislator Mewanti-Wanti Pemerintah Soal Isu Ini
- Dilantik Lagi jadi Mentan, Amran Sulaiman Siap Berjuang untuk Indonesia Berdaulat Pangan
- Hadapi Krisis Pangan, Jokowi Resmikan Pusat Riset Genomik Pertanian
- Hadapi Ancaman Krisis Pangan, Kementan Targetkan Tambah Lahan Tanam 44.734 Ha di Jambi
- Pemerintah Siap Cetak 1 Juta Hektare Sawah di Merauke
- Gerak Cepat, Ini Langkah Strategis Kementan Menghadapi Ancaman Krisis Pangan Global