Tiga Kasus Berbeda, Siap Meledak Kapan Saja
Minggu, 25 Desember 2011 – 19:37 WIB
Sejak 1997, di register 45 tersebut memang kerap timbul kericuhan antara warga dan pengelola lahan PT Silva Inhutani. Kericuhan selalu timbul karena upaya penggusuran terhadap warga yang menduduki daerah tersebut. Di hutan negara itu, memang ada ribuan penduduk yang mendiami sejumlah titik. Mereka membentuk perkampungan sendiri-sendiri. Antara lain, Pelitajaya, Karya Jaya, Moro-Moro, Tanjung Harapan, Stajim, Umbul Patuk, Palirik, Tugu Roda, Suko Agung, Umbul Alang, dan Talang Gunung. Total, ada sekitar 12 ribu KK yang mendiami kampung-kampung itu.
Baca Juga:
Seluruh kampung tersebut dianggap ilegal oleh PT Silva Inhutani maupun Pemkab Mesuji, kecuali Talang Gunung yang memang dihuni warga asli. Warga di Talang Gunung mendiami lokasi tersebut jauh sebelum perusahaan perkebunan itu beroperasi.
Sekretaris Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Mesuji Syafri mengatakan, keberadaan mereka selama ini ilegal. ”Mereka mendiami hutan negara. Jadi, keberadaannya ya harus ditertibkan, kecuali warga di Talang Gunung yang memang sudah diakui Kementerian Kehutanan,” jelasnya.
Penertiban di lahan register 45 tersebut sebenarnya bukan sekali saja. Aksi berdarah pada 6 November 2010 itu merupakan penertiban di bagian Pelitajaya. Akibatnya, seorang penghuni tanah register 45 Made Asta tewas dan seorang lagi yang bernama Nyoman Sumarjie mengalami luka tembak di kaki kanan. Kasus penembakan itu langsung ditangani Mabes Polri. Versi warga, Made Asta ditembak ketika hendak menolong seorang penghuni bernama Komang. Kaki Komang ditembak saat meminta temannya yang ditangkap polisi dilepas. Versi polisi berbeda lagi. Made Asta ditembak karena hendak membacok AKP Priyo, salah seorang perwira polisi yang ikut dalam penertiban itu.
PENGADUAN warga kampung adat Megou Pak soal pembantaian di Mesuji membuat publik memfokuskan perhatian ke Lampung. Sebab, dalam pengaduan ke DPR
BERITA TERKAIT
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar
- 209 Warga Terdampak Pergerakan Tanah di Kadupandak Dievakuasi
- Ombudsman Minta Polda Sumbar Ungkap Motif Kasus Polisi Tembak Polisi Secara Transparan
- Lulus SKD, 163 Pelamar CPNS Batam Lanjut ke Tahap SKB
- Puluhan Ribu Masyarakat Pekanbaru Penuhi Kampanye Akbar Agung-Markarius