Tiga Kejutan dalam Pemilu 2009
Jumat, 10 April 2009 – 07:38 WIB
Jika Gerindra meraih 4,19 persen, maka Hanura memperoleh 3,54 persen. Jangan lupa, Wiranto dan Prabowo adalah tokoh Golkar. Jika kedua partai ini tak berdiri, barangkali suara mereka yang lebih dari 8 persen tetap bertahan di Golkar. Artinya, tetap bisa sekitar 21-22 persen, seperti suara yang dimiliki Gokar pada Pemilu 2004 lalu.
Atau benarkah anggapan bahwa Golkar kurang bisa diurus oleh JK karena juga menjabat sebagai Wapres? Anggapan ini muncul karena Akbar Tandjung lebih all-out mengurus Golkar dibanding JK. Maklum, Akbar sebagai Ketua DPR RI masih seiring sejalan dengan mengurus partai, dibanding JK yang duduk di pemerintahan.
Jika PAN tetap bertahan dengan suara 6,03 persen, walau menurun dari 6,44 persen pada Pemilu 2004, mungkin karena banyak artis dan selebritis yang menjadi caleg partai ini. Yang turun drastis adalah PKB yang semula 10,57 persen, menjadi hanya 5,32 persen. Idemdito dengan PPP yang semula 8,15 persen menjadi 5,40 persen saja.
Namun, maaf beribu maaf, analisis ini hanya berdasarkan quick count yang diselenggarakan LSI dan TVOne. Sebuah prediksi belaka. Angka ini pun masih sementara karena suara yang masuk baru 91,55 persen pada pukul 21.10 WIB tanggal 9 April 2009. Tapi, konon, quick count sebagai metode ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi dengan margin error sekitar 2 persen, sebagaimana lazimnya metode polling (jajak pendapat).