Tiga Mahasiswi IPB Bikin Beras Analog Pengganti Beras Otentik

Presentasi Berbuah Hadiah Berangkat ke Luar Negeri

Tiga Mahasiswi IPB Bikin Beras Analog Pengganti Beras Otentik
BERAS ANALOG: Annisa Karunia (kiri), Suba Santika Widara, dan Yuliyanti, mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (Fateta IPB), yang berhasil membuat beras tiruan yang disebut beras analog, saat ditemui di laboratorium mereka di Kampus IPB, Dramaga, Bogor, Rabu (25/4). Foto: M. Dinarsa Kurniawan/JAWA POS

"Itulah kenapa disebut beras analog. Jadi, bentuknya beras, tapi bukan beras," tuturnya. "Waktu saya perkenalkan kali pertama, saya sempat diolok-olok, kok namanya analog, bukan digital saja," papar direktur F-Technopark itu lantas terbahak.

Slamet menambahkan, sebenarnya warna beras analog bisa di-bleaching biar putih. Tapi, Annisa cs tidak ingin memasukkan unsur-unsur kimiawi agar beras menjadi putih.

Keberhasilan membuat beras analog yang sempurna itu tidak lepas dari mesin extruder yang dimodifikasi sehingga mampu membuat bentuk oval seperti beras. Padahal, sejatinya mesin made in Tangerang itu untuk membuat snack (makanan ringan).

"Sebenarnya ada mesin rice maker khusus. Tapi, harganya selangit. Mesin bikinan Jerman harganya Rp 20 miliar. Sedangkan yang made in Tiongkok sekitar Rp 800 juta," paparnya.

Keberhasilan IPB membuat beras analog mendapatkan apresiasi dari Menteri BUMN Dahlan Iskan. Beras sintetis itu diharapkan mampu meringankan "beban"

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News