Tiga Mahasiswi IPB Bikin Beras Analog Pengganti Beras Otentik
Presentasi Berbuah Hadiah Berangkat ke Luar Negeri
Kamis, 03 Mei 2012 – 00:49 WIB
"Itulah kenapa disebut beras analog. Jadi, bentuknya beras, tapi bukan beras," tuturnya. "Waktu saya perkenalkan kali pertama, saya sempat diolok-olok, kok namanya analog, bukan digital saja," papar direktur F-Technopark itu lantas terbahak.
Slamet menambahkan, sebenarnya warna beras analog bisa di-bleaching biar putih. Tapi, Annisa cs tidak ingin memasukkan unsur-unsur kimiawi agar beras menjadi putih.
Keberhasilan membuat beras analog yang sempurna itu tidak lepas dari mesin extruder yang dimodifikasi sehingga mampu membuat bentuk oval seperti beras. Padahal, sejatinya mesin made in Tangerang itu untuk membuat snack (makanan ringan).
"Sebenarnya ada mesin rice maker khusus. Tapi, harganya selangit. Mesin bikinan Jerman harganya Rp 20 miliar. Sedangkan yang made in Tiongkok sekitar Rp 800 juta," paparnya.
Keberhasilan IPB membuat beras analog mendapatkan apresiasi dari Menteri BUMN Dahlan Iskan. Beras sintetis itu diharapkan mampu meringankan "beban"
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408