Tiga Peneliti Utama Balitbangtan Dikukuhkan Menjadi Profesor Riset

Tiga Peneliti Utama Balitbangtan Dikukuhkan Menjadi Profesor Riset
Orasi profesor Riset di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Bogor. Foto: Kementan

jpnn.com, BOGOR - Majelis Professor Riset Kementerian Pertanian (Kementan) mengukuhkan tiga peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menjadi Profesor Riset. Pengukuhan tersebut menambah jumlah Profesor Riset di Balitbangtan, Kementan menjadi 138 orang, sementara untuk tingkat nasional menjadi 525 orang.

Orasi Profesor Riset disampaikan oleh Dr. Ir. S Joni Munarso, MS bidang teknologi pascapanen; Dr. Benny Rachman, M.Si di bidang sosial ekonomi pertanian; dan Dr. Ir. Titiek Farianti Djaafar, MP di bidang teknologi pascapanen. Berdasarkan urutan, ketiganya merupakan Profesor (Riset) ke 523, 524, 525 secara nasional dan Profesor Riset ke 136, 137 dan 138 di Balitbangtan, Kementan.

500 tamu undangan yang berasal dari Kementerian Pertanian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Balitbangtan, lembaga, perguruan tinggi dan pejabat daerah lainnya, hadir dalam orasi profesor Riset yang dilaksanakan di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Bogor pada Senin (29/7).

BACA JUGA: Optimalisasi Lahan Bertanam Jahe di Bagor

Prof. Dr. Ir. S Joni Munarso, MS, menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Inovasi Teknologi Pascapanen untuk Peningkatan Mutu, Keamanan, dan Daya Saing Komoditas Pangan Segar”.  Joni telah berhasil mengembangkan berbagai inovasi teknologi untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan segar, baik untuk tanaman pangan, sayuran, maupun tanaman perkebunan. Inovasi ini diyakini dapat meningkatkan daya saing berbagai komoditas pangan segar di pasar domestik maupun ekspor. Penerapan inovasi ini diharapkan berdampak pula pada peningkatan pendapatan petani dan penyediaan pangan segar berkualitas bagi konsumen.

Prof. Dr. Benny Rachman, M.Si, menyampaikan orasi berjudul “Reformulasi Sistem Penyangga Pangan Kota-Kota Besar melalui Inovasi Kelembagaan Sentra Distribusi Pangan Mendukung Ketahanan Pangan Nasional”.  Benny telah mengembangkan pemikiran yang strategis dalam rangka mewujudkan stabilisasi pasokan dan harga pangan, terutama di kota-kota besar melalui pembentukan kelembagaan Sentra Distribusi Pangan. Konsep pemikiran ini telah mulai dirintis implementasinya pada saat Benny bertugas di jajaran Badan Ketahanan Pangan. 

BACA JUGA: Kementan Sebut Langkah Polisi Tangkap Penjual Bibit Tanpa Label Sudah Tepat

Sementara,  Prof. Dr. Titiek Farianti Djaafar, MP, menyampaikan orasi berjudul “Teknologi Pengolahan Kacang Lokal Sebagai Bahan Substitusi Kedelai Memperkuat Ketahanan Pangan”. Titiek berhasil mengembangkan inovasi pengolahan beberapa jenis kacang lokal untuk substitusi kedelai. Hasil penelitiannya memberikan kontribusi besar terhadap upaya kita untuk mendayagunakan sumberdaya lokal sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap kedelai impor. Lebih jauh lagi, konsepsinya turut berkontribusi terhadap kebijakan pengembangan agroindustri skala kecil dan pemberdayaan ekonomi lokal. 

Majelis Professor Riset Kementan mengukuhkan tiga peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menjadi Profesor Riset.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News